Matakita.co – Gorontalo, Ramai media memberitakan laporan polisi yang dilayangkan mantan walikota Gorontalo, Adhan Dambea, yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Privinsi Gorontalo, terhadap Ketua Pengurus Daerah Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Gorontalo, Ghalieb Lahidjun, atas tuduhan menjadi otak intelektual dibalik penyebaran majalah “delik” yang dianggap telah merugikan Adhan terutama saat Pemilihan walikota Gorontalo tahun 2013 silam.
Menanggapi hal tersebut, wakil ketua DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo Ghalieb Lahidjun, ketika diwawancarai awak media ini langsung menyebut bahwa sebenarnya Adhan Dambea itu hanyalah pion yang fungsinya paling sederhana dalam permainan catur. “jika saya analogikan dinamika ini adalah permainan catur, maka saudara Adhan Dambea itu sebenarnya hanyalah pion dengan fungsi yang paling sederhana, tapi justru ada kuda sakit di belakang yang terus membayang-bayangi dan mensuport pergerakannya” tutur Ghalieb sambil tertawa ringan.
Masih menurut Ghalieb, walaupun dia mengakui bahwa dirinya masih terbilang muda dalam dunia politik praktis, tapi mainan receh seperti ini sangat mudah terbaca bahkan oleh anak kelas satu sekolah dasar, pasalnya kontennya masih sama, dan figur-figurnya juga masih berkutat pada orang-orang yang sakit hati dan gagal move on dari kenyataan politik itu. Ungkap Ghalieb.
Ketika ditanya terkait maksud istilah “pion” dan “kuda sakit”, Ghalieb menjawab bahwa dalam bidak catur fungsi “pion” itu seperti pasukan berani mati, langkahnya maju terus, rela menjadi umpan dan siap dikorbankan kapan saja, sedangkan “kuda” berperan cenderung antagonis, langkahnya tidak linier, terlihat susah dibaca, sekaligus berkarakter zig-zag, kesana kemari serta mudah datang dan mudah pergi, bisa dibayangkan jika ditambah “kudanya” itu sedang sakit hati. terang Ghalieb kali ini dengan tawa lebar.
Terakhir Ghalieb, menyampaikan bahwa dalam ilmu strategi ada rumus sederhana yang menyatakan bahwa “musuhnya musuh adalah teman” dan temannya musuh adalah lawan”, rupanya saat ini “para jawara-jawara politik yang gagal move on ini telah menyatu untuk menjatuhkan ketua DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo, Rusli Habibie dengan berbagai isu, namun karena terus-terusan gagal, pada akhirnya pilihannya adalah “tak ada rotan akar pun jadi”, tak ada Rusli Habibie, Ghalieb pun sudah cukup. Pungkas Ghalieb sambil terus tertawa.
Chin/Ak