MataKita.co, Gorontalo – Ada hal yang menarik pada Tausiyah Ramadhan jelang buka puasa di Masjid Darul Arqom Muhammadiyah Kota Gorontalo, Rabu (21/4/2022).
Pengajian tersebut diisi oleh Dr. Apris Ara Tilome, S.Ag., M.Si. yang juga merupakan Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Gorontalo dengan tema “Beramal Shaleh Tanpa Iman dan Taqwa”.
“Saya berangkat dari sebuah fenomena yang terjadi di masyarakat ini. Ini betul-betul suatu pengamatan kami di Lapangan bahwa bapak – ibu ini buka puasa di mall atau di restoran atau di kafe-kafe mungkin bapak ibu mengamati setelah buka puasa berapa persen yang sholat”. ungkapnya memulai pengajian.
Dr. Apris menjelaskan, kalau saya mengamati setelah buka puasa sholat maghrib itu disalah satu kafe. Pulang, saya amati ditempat makan yang sama sampai setengah delapan, jam delapan. Tidak sholat. Berarti dia hanya buka puasa tapi tidak menjalankan sholat maghrib.
“Itulah yang disebut dengan beramal shaleh tetapi tidak beriman. Dirinya mengartikan bahwa yang dimaksud amal shaleh disini adalah melakukan kebaikan atau kebajikan” jelasnya.
Dirinya menjelaskan, kita antara kehidupan masyarakat sesama manusia tetapi hubungan kita kepada Allah itu tidak ada.
Wakil Rektor yang membidangi kemahasiswaan ini selanjutnya mengutip Surah An-Nahl ayat 97 sebagai dalil yang bisa dijadikan rujukan. Berarti kalau kita melaksanakan kebaikan tidak dalam keadaan beriman maka amal kebajikan itu sia-sia. Ini saya mengaitkan ayat ini karena fenomena sekarang itu, apalagi menjelang 10 hari terakhir kadang-kadang kita lupa beribadah.
“Biasa kita melihat ada orang puasa tidak sholat. Ada yang memberi zakat tapi tidak sholat. Seolah-olah kita memahami ibadah itu terpisah-pisah. Yang sholat, yang haji, yang memberi zakat. Padahal rukun islam itu adalah satu kesatuan yang utuh ” ujarnya.
Doktor Ilmu Sosiologi tersebut lebih lanjut menjelaskan bahwa kedua aspek yaitu beriman dan beramal sholeh itu sangatlah penting. Dalam paparannya dirinya menceritakan tentang kisah seorang ulama yang telah mengerjakan sholat selama bertahun-tahun. Namun sholatnya itu tidak menjamin dirinya masuk surga karena dalam hidupnya tidak beramal sholeh.
Sebagaimana dikutip dalam Surah Al-Maidah ayat Allah telah menjanjikan kepada orang yang beriman dan beramal shaleh bahwa mereka itu akan ada ampunan dan pahala yang besar.
Terakhir dirinya mengingatkan bahwa ibadah yang telah dilaksanakan selama dua puluh hari dengan kekhusyuan hanya karena gara-gara “senggol”, tumbilotohe dan kegiatan-kegiatan yang lain justru merusak ibadah kita. Sebagaimana dijelaskan dalam An-Nahl ayat 92.
” Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benang yang sudah dipintal dengan kuat, sehingga menjadi cerai-berai kembali,” tutupnya.