Beranda Kesehatan Pemkab Maros Usulkan Tambah Jumlah Kampung KB untuk Tekan Stunting

Pemkab Maros Usulkan Tambah Jumlah Kampung KB untuk Tekan Stunting

0

MataKita.co, Makassar – Pemerintah Kabupaten Maros melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar agenda pertemuan di Ruang Pola Kantor Bupati Maros, Senin (25/4/2022).

Dari pantauan awak media, turut hadir dalam kegiatan penguatan kemitraan Kampung KB, para Kepala Dinas, Camat beserta lurah sebanyak 45 peserta.

melanjutkan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kelahiran (HPK).

Melihat kondisi ini, Bupati Maros. AS Chaidir Syam menerangkan tentang upaya pemerintah daerah dalam mencegah stunting. Ia menyebutkan, telah terbentuk 24 Kampung KB di Kabupaten Maros.

“Kami pastinya akan terus berupaya agar seluruh desa/kelurahan se-Kabupaten Maros memiliki kampung KB. Apalagi butuh sinergi dalam langkah penurunan angka stunting,” kata Bupati Maros.

“Juga harus ada upaya lebih yang menjadi pokok penting, sehingga kami dari pemerintah daerah mengutamakan sinergitas yang konkrit. Persoalan stunting bukan hanya tugas anggota kampung KB saja,” lanjutnya.

Mantan Ketua DPRD Maros itu menambahkan, ini adalah PR yang besar. Tentu butuh aksi maksimal, karena langkah penurunan stunting ini untuk menyiapkan generasi yang berkualitas ke depan,” ujarnya.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kelahiran (HPK).

Sejalan dengan hal ini, Chaidir mengungkapkan, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja keras agar target yang ditetapkan pemerintah pusat, yaitu angka stunting 14 persen di tahun 2024 dapat tercapai.

“Kedepan semua desa/kelurahan wajib memiliki Kampung KB. Ini menyusul Tim Penanggulangan Stunting (TPS) yang sudah lengkap di tiap desa dan kelurahan. Kampung KB dan TPS ini yang nanti akan saling bekerja sama di lapangan,” bebernya.

Sementara itu, Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Provinsi Sulsel, Yoseph Upa menjelaskan, dalam upaya pencegahan stunting, perlu dilakukan pendampingan pada kelompok sasaran.

“Kelompok sasaran perlu disadarkan akan pentingnya keluarga berencana, keluarga sejahtera, dan keluarga sehat,” jelasnya.

Kegiatan ini ungkap Yoseph merupakan kegiatan berkesinambungan. Dirinya menjelaskan, Kampung KB merupakan milik bersama. Sebab itu, orang-orang di dalamnya harus saling berkontribusi untuk mencapai tujuannya, yakni meningkatkan kualitas hidup, meraih kesejahteraan, serta mempercepat penurunan stunting.

Dengan upaya pencegahan penurunan stunting, salah satu program yang bisa dilakukan adalah dapur sehat atasi stunting atau yang sering disebut DAHSAT. Program ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa atau kelurahan sebagai upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT