Beranda Mimbar Ide Niany, Pesan Untuk Mahasiswa Dan Gerakannya

Niany, Pesan Untuk Mahasiswa Dan Gerakannya

0

Oleh : Muhammad Hidayat Djabbari*

“Apa kabar diskusi dan konsolidasi mahasiswa?, terlebih intrupsi mahasiswa yang alfa mulai dari papa minta saham sampai papa tabrak tiang”

Seorang mahasiswi yang hampir seluruh hidupnya dihabiskan dengan baca buku dan aktif dikegiatan kemahasiswaan, Niany namanya. Sosok seorang mahasiswi jaman now yang gila membaca dan diskusi, setiap minggunya mampu memenghabiskan tiga sampai empat buah buku, selain itu dia tidak pernah absen dalam kegiatan-kegiatan diskusi.

Setelah melakukan diskusi dia langsung menuliskannya didalam buku catatannya yang selalu ia bawa didalam tas kecilnya. Dia duduk dibawa pohon sembari memulai menggoreskan tintah penanya dibuku catatannya yang tampak kelihatan agak kusut itu.

Senja itu, aku melihatnya duduk dibawah pohon dan kulihatnya dia dengan tekunnya menulis dibuku catatannya. Lalu, saya menghampirinya dengan terlebih dahulu melemparkan senyum kepadanya dan dia juga membalas dengan senyuman. Ku dekati dia, dan ia langsung menghentikan aktifitasnya menulis. Saya langsung duduk bersampingan dengan dia sambil memperhatikan kawan semahasiswinya berlalu lalang dengan gembira.

Saya langsung memulai bercengramah dengan dia, pertanyaan langsung saya lontarkan ketelingannya, “Gerakan mahasiswa hari ini gimana yah ?”, Nianypun menjawab “yah gitu-gitu aja”, jawabnya dengan raut wajah yang agak cemberut. “Kenapa kamu jawab pertanyaanku dengan ekspresi muka yang kayak gitu ?” tanya saya kepadanya.

Dia pun mulai serius berbicara dengan saya sembari menambahkan jawabannya kepada saya, katanya gerakan mahasiswa hari ini udah mulai mati suri dan tidak memiliki arah. Mahasiswa hari ini nalar kritisnya sudah dibungkam atau keberaniannya dalam berjuang sudah mulai menciut, contoh tersebut dapat dilihat dari absennya intrupsi mahasiswa, mulai kasus papa minta saham sampai papa tabrak tiang.

“Apa yang sebabkan mahasiswa kehilangan nalar kritisnya? Tanya saya dengan penuh antusias. Ada beberapa hal yang mempengaruhi, mulai dari minimnya aktifitas diskusi atau paling proses diskusi dijadikan sebagai ajang pamer intelktualitas, bukan lagi untuk mendapatkan atau menambah pengetahuan. Perlu diketahui bahwa proses diskusi adalah roh dari gerakan mahasiswa karena suatu gerakan dimulai dari keresahan yang lahir dari diskusi-diskusi mahasiswa, jadi ketika aktifitas diskusi sudah mulai redup atau langkah untuk ditemui dikalangan mahasiswa maka hal tersebut akan mengakibatnya matinya gerakan mahasiswa.

Kemudian yang jarang juga dijumpai adalah proses konsolidasi, baik itu konsolidasi internal maupun konsolidasi kebeberapa organisasi kemahasiswaan, jangankan konsolidasi untuk melibatkan beberapa organisasi kemahasiswaan, konsolidasi internal ditataran kepengurusan suatu organisasi saja sudah mulai jarang dilakukan, adapun yang melakukan paling hanya beberapa pengurus organisasi saja yang hadir dalam konsolidasi tersebut dan harusnya pengurus tersebut menjadi inisiator dalam proses konsolidasi malah dia yang absen dalam proses konsolidasi dengan berbagai macam alasan sehingga ia tidak hadir, misalnya alasan dilarang orang tua, ada tugas fainal, atau ada kesibukan pribadi.

Kalau menurut Niany alasan tersebut tidak boleh dicampur adukkan dengan aktifitas organisasi karena alasan tersebut bersifat individu sedangkan organisasi berbicara tentang kemaslahatan bersama, jadi jangan sekali-kali memasukkan alasan atau masalah individu kadalam organisasi karena kalian memiliki tanggung jawab sebagai seorang anggota organisasi.

Secara umumnya, masalah gerakan mahasiswa sendiri itu berasal dari aktifitas mahasiswanya karena berbicara gerakan mahasiswa pada intinya adalah ada ideologi atau sesuatu yang dianggap benar yang datangnya dari proses diskusi dan kemauan yang datang dari mahasiswanya sendiri untuk dikonsolidasikan.

Terakhir sebelum saya dan Niany berpisah, Niany menitipkan pesan kepada saya dan untuk gerakan mahasiswa,”Punna sitangnga-tangngako, assulu’ko dan Punna tojeng-tojengko, ewako”, pesannya dalam bahasa bugis makassar. Maksudnya adalah ketika niat kamu hanya setengah-setengah dalam berjuang sebagai seorang mahasiswa mending kamu mundur saja, dan kalau kamu bersungguh-sungguh atau serius dalam perjuangan mahasiswa maka lawanlah.

*) Penulis adalah ketua IMM Eksotik Unhas, Mahasiswa asal Enrekang yang menempuh pendidikan di jurusan Administrasi FISIP Unhas

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT