Beranda Kampus Hadirkan Duta Kampus SDGs Indonesia, Kampus Gagasan Bahas Pembangunan Berkelanjutan

Hadirkan Duta Kampus SDGs Indonesia, Kampus Gagasan Bahas Pembangunan Berkelanjutan

0

MataKita.co, Makassar – Kampus Gagasan kembali menggelar Bincang Gagasan. Bincang yang mengangkat tema, “Bagaimana harusnya Generasi Z wujudkan Pembangunan Berkelanjutan” menghadirkan Samintang selaku Duta Kampus SDGs Indonesia. Diskusi yang di pandu oleh anggota Kampus Gagasan, Yusril dilakukan via instagram. (10/2/2023)

Samintang menjelaskan, generasi Z dan Y yang menguasai 2/3 populasi di Indonesia telah berkontribusi  dalam SDGs. Hal ini dikarenakan sebagian generasi Z saat ini merupakan mahsiswa yang cukup banyak berafiliasi dalam beberapa gerakan yang memiliki misi dan visi dalam bidang  pendidikan, lingkungan dan lainnya.

“Hal ini cukup sejalan dengan SDGs yang berbicara multi aspek seperti ekonomi, lingkungan, tata kelola dan hukum yang terangkum dalam 17 poin yang dijadikan acuan oleh negara termasuk Indonesia dalam merancang program tujuan pembangunan berkelanjutan. Sam juga menambahkan bahwa 17 poin tersebut memiliki parameter yang berbeda yang dapat dilihat di Dashboard Bappenas” jelas mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas.

Samintang menjelaskan, sejak dirumuskannya Suistainable Development Goals yang disingkat SDGs pada tahun 2015, memunculkan banyak definisi. Namun, Secara sederhana, duta kampus tersebut mengartikan SDGs sebagai  bentuk mempersiapkan sumber daya alam yang kebermanfaatannya tidak hanya dapat dinikmati saat ini, melainkan di masa mendatang. Karena itu setiap dari kita, generasi Z dapat berkontribusi secara sederhana pula.

“Membuang sampah dengan mengkalsifikasikan jenis sampahnya, mengganti botol  sekali pakai dengan botol yang dapat digunakan berulang kali, serta mematikan lampu jika tidak digunakan adalah bentuk sederhana untuk berkontribusi dalam SDGs.” Ungkapnya.

Samintang menambahkan, meski begitu tak dapat dipungkiri bahwa, SDGs di kalangan organisasi mahasiswa belum maksimal. Hal ini dikarenakan oleh 3 hal. Pertama  masih berkutatnya organisasi pada topik yang sifatnya internal seperti penguataan eksistensi organisasi membuat isu SDGs belum dikedepankan. Kedua, masih kurangnya anggota yang terlibat dalam  projek SDGs sehingga sulit untuk mengomunikasikan isu seputar SDGs. Ketiga, adanya pengaruh atau intervensi dari senior (beda generasi)  menjadikan isu yang diangkat sebuah organisasi kurang relevan dengan isu-isu krusial dan terkini dalam hal ini SDGs.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT