Beranda Lensa “Pelangi di Balik Pintu Kelas TK” Buku Karya Seorang Guru Syamsinar...

“Pelangi di Balik Pintu Kelas TK” Buku Karya Seorang Guru Syamsinar Asis

0

Matakita.co, MAKASSAR – Seringkali, saat melintas di depan sebuah Taman Kanak-kanak (TK), kita hanya mendengar keriuhan suara anak-anak, gelak tawa yang pecah, atau sesekali tangisan kecil yang mereda dalam pelukan. Namun, jarang sekali kita benar-benar berhenti dan bertanya: Apa yang sebenarnya terjadi di balik pintu-pintu kelas itu? Bagaimana seorang guru merajut kesabaran di tengah hiruk-pikuk emosi jiwa-jiwa mungil yang sedang mencari jati diri?

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang dijawab dengan sangat indah oleh Syamsinar Asis melalui karya literasi terbarunya yang bertajuk “Pelangi di Balik Pintu Kelas TK: Jejak Cinta Seorang Guru”. Buku ini bukan sekadar catatan rutinitas harian, melainkan sebuah manifesto cinta dari garis depan pendidikan karakter bangsa.

Lahirnya karya ini tidak lepas dari ekosistem pendidikan yang mendukung tumbuhnya kreativitas guru. Buku ini mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari Ketua Yayasan Amal Jariyah SIT Ibnu Sina Dr. Hj. Irmawati Thahir, S.T.,M.Pd. Dukungan ini menjadi bukti nyata bahwa yayasan tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga sangat menjunjung tinggi pengembangan literasi dan intelektualitas para pendidiknya.

Sebagai bentuk penghormatan dan legitimasi atas kedalaman isi buku ini, Ketua Yayasan Amal Jariyah SIT Ibnu Sina turut memberikan sumbangsih langsung berupa Pengantar di halaman awal buku. Dalam pengantarnya, beliau menggarisbawahi pentingnya dokumentasi pengalaman spiritual dan emosional seorang guru dalam bentuk tulisan, agar nilai-nilai kebaikan yang diajarkan di SIT Ibnu Sina dapat menebar manfaat yang lebih luas, melampaui pagar sekolah.

Dalam bukunya, Syamsinar Asis mengajak pembaca masuk ke dalam sebuah dunia yang mungkin selama ini dianggap sederhana oleh banyak orang. Padahal, bagi seorang guru TK, setiap hari adalah sebuah pertaruhan masa depan. Penulis menggambarkan bahwa pintu kelas TK adalah gerbang transisi, di mana anak-anak pertama kali belajar melepaskan tangan orang tua dan mulai menggenggam dunia dengan jemari mereka sendiri.

“Pelangi” yang dipilih sebagai judul bukanlah tanpa alasan. Bagi Syamsinar, setiap anak didik adalah warna yang berbeda. Ada yang membawa warna merah yang berani dan aktif, biru yang tenang dan pemalu, hingga kuning yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana menyatukan warna-warna yang kontras tersebut menjadi sebuah pelangi yang harmonis tanpa harus menghilangkan karakter asli masing-masing anak.

Subjudul “Jejak Cinta Seorang Guru” menjadi inti dari narasi yang dibangun dalam buku ini. Syamsinar menekankan bahwa mendidik di usia emas (Golden Age) tidak bisa dilakukan hanya dengan kurikulum yang kaku atau teori-teori akademis semata. Dibutuhkan sesuatu yang ia sebut sebagai “kecerdasan hati”.

Di dalam buku ini, pembaca akan menemukan kisah-kisah mengharukan tentang perjuangan seorang guru dalam memahami bahasa kalbu anak-anak yang belum mahir berkata-kata. Tentang bagaimana sebuah pelukan hangat bisa lebih efektif daripada teguran keras, dan bagaimana kesabaran setitik demi setitik mampu mengubah perilaku seorang anak.

“Mendidik bukan tentang mengisi wadah yang kosong, tapi tentang menyalakan api inspirasi. Dan api itu hanya bisa dinyalakan dengan api cinta yang ada di hati gurunya,” tulis Syamsinar dalam salah satu fragmen bukunya.

Kehadiran buku ini di tengah masyarakat sangatlah relevan. Di era digital di mana anak-anak semakin akrab dengan layar gawai, peran guru TK sebagai sosok nyata yang memberikan sentuhan kemanusiaan menjadi kian krusial. Buku ini hadir sebagai “suplemen semangat” bagi rekan-rekan sejawat sesama pendidik yang mungkin merasa lelah atau kehilangan arah di tengah beban administratif dan tantangan zaman.

Bagi orang tua, buku ini berfungsi sebagai jendela untuk melihat lebih luas perjuangan guru anak-anak mereka. Ia membangun jembatan empati, mengingatkan bahwa pendidikan adalah sinergi antara rumah dan sekolah. Penulis berhasil membuktikan bahwa di balik kepolosan anak-anak TK, tersimpan pelajaran hidup yang bahkan orang dewasa pun sering melupakannya: tentang kejujuran, tentang memaafkan dengan cepat, dan tentang rasa syukur atas hal-hal kecil.

Secara visual, buku ini tampil dengan desain cover yang sangat ceria, mencerminkan semangat dunia anak-anak. Namun, isinya memberikan bobot intelektual dan emosional yang mendalam. Syamsinar Asis telah berhasil mengubah pengalaman personalnya menjadi pengetahuan kolektif yang bisa dipelajari oleh siapa saja yang peduli pada masa depan generasi muda.

Melalui buku ini, kita diingatkan kembali bahwa menjadi guru adalah sebuah panggilan jiwa. Sebuah tugas suci untuk memastikan bahwa setiap anak yang melewati pintu kelas akan pulang membawa warna pelangi di hati mereka, yang kelak akan menjadi bekal saat mereka menempuh badai di kehidupan dewasa.

Buku “Pelangi di Balik Pintu Kelas TK” akan launching ditanggal 24 Desember 2025 dan tersedia untuk publik. Dengan dukungan penuh dari keluarga besar SIT Ibnu Sina, buku ini diharapkan menjadi batu loncatan bagi kebangkitan literasi di kalangan guru-guru Indonesia.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT