Beranda Mimbar Ide Indahnya Mengawali Ramadhan di Hari Yang Sama

Indahnya Mengawali Ramadhan di Hari Yang Sama

0
AM Iqbal Parewangi dan istri

Oleh : AM Iqbal Parewangi*

Berbeda memang bukan berarti berpecah atau tidak bersatu. Malah ada yang menyebut perbedaan membawa rahmat, meski itu bukan hadits.

Tapi kalau bisa bersatu dalam kebersamaan, kenapa mesti harus berbeda.

In sya Allah ummat Islam Indonesia akan bersatu dalam kebersamaan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1439 H.

Setiap kali seperti itu terjadi, dimana hisab dan rukyat menyatu dalam kebersamaan, terutama dalam mengawali puasa Ramadha serta menyambut hari raya Ied Fitri dan Ied Adha, tidak dapat dipungkiri bangkitnya ghirah yang syahdu. Asa terasa plong. Syiar tidak mengalir setengah-setengah. Ummat tidak seperti harus malu pada diri sendiri.

Sebaliknya jika berbeda. Sekali lagi, itu bukan berarti berpecah atau tidak bersatu. Tetapi, yang jelas, ada rasa kurang nyaman. Setiap kali muncul perbedaan hari datangnya Ramadhan, Ied Fitri maupun Ied Adha, saya seperti merasa ada pihak yang tertawa jumawa. Menertawakan kita. Dan rasa itu sungguh tidak enak.

Maka datangnya Ramadhan 1439 H in sya Allah kita wali di hari yang sama, itu sungguh membahagiakan. Baru membayangkan saja taraweh pertama dan puasa pertama di hari yang sama, senangnya sudah selangit.

Bukan tidak penting belajar memaknai perbedaan, karena itu akan mendewasakan siapa saja. Tetapi persatuan lebih utama, demi kebangkitan ummat khususnya.

Selamat menikmati indahnya bersatu dalam kebersamaan. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Mohon maaf lahir dan bathin.

*) Penulis adalah Senator RI asal Sulsel, Anggota Komite III DPD RI membidangi pendidikan, keagamaan, kesehatan, ekonomi kreatif, dll.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT