MataKita.co, Bulukumba – Anggota DPR RI Mukhtar Tompo menjadi salah satu Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Halid-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar di Lapangan Bicari, Desa Palambarae, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Selasa (19/6). Selain Mukhtar, Ketua DPP Golkar yang juga Menteri Sosial Idrus Marham dan Anggota DPR RI Akbar Faizal juga hadir sebagai Jurkamnas. Ribuan warga antusias mengikuti kampanye tersebut.
Dalam orasi politiknya, Mukhtar Tompo mengibaratkan NH seperti Kapal Phinisi. Bahan kapal tersebut, ungkap Mukhtar, berasal dari kayu keras berkualitas dari pohon pilihan, tahan panas dan dingin, maupun terhadap segala cuaca.
“Saat proses pembuatannya membutuhkan waktu lama, ditempa dengan irama alam yang bervariasi. Setelah jadi lalu diuji di laut lepas, mengarungi samudera luas dengan irama gelombang laut yang juga bervariasi. Setelah sukses mengarungi samudera luas, perahu Phinisi menjadi kebanggaan publik karena mampu mengelilingi dunia. Tapi tak lupa asal muasalnya,” jelas legislator Fraksi Partai Hanura DPR RI ini.
Mukhtar menegaskan bahwa Phinisi memiliki banyak kesamaan dengan sosok NH. “Pak NH hadir sudah mengarungi laut yang luas dan berhadapan dengan cuaca ekstrim. Beliau sukses dengan segala jejaring nasional dan internasional. Namun beliau memilih pulang untuk membangun kampung,” urai Mukhtar.
“NH adalah sosok pelaut ulung, dan pelaut ulung itu tidak lahir dari ombak yg tenang. Beliau sudah teruji, yang lain belum,” tegas legislator Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan 1 ini.
Mukhtar mengungkapkan ketokohan dan kepemimpinan NH-Aziz tidak perlu lagi diragukan. Keduanya merupakan putra Sulsel yang malang melintas di pentas nasional. Keputusan mereka untuk pulang kampung mengabdi membangun Sulsel Baru patut diapresiasi dan jangan disia-siakan.
Selanjutnya, legislator DPR RI ini menyebut Aziz sebagai pasangan NH merupakan figur teladan di Sulsel. Aziz disebut konsisten dalam melakukan pembinaan umat demi penciptaan generasi unggul yang berakhlakul karimah.
“Meski sudah jadi tokoh nasional, anggota DPD beberapa periode, citra beliau sebagai tokoh umat tak kunjung luntur. Justru posisi beliau di DPD dimaksimalkan untuk pengembangan pendidikan dan dakwah,” pungkasnya.







































