MataKita.co, Maros – Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Orang Indonesia (OI) Kabupaten Maros mengkritik keras tim sukses atau relawan sejumlah bakal calon Gubernur Sulawesi Selatan yang memasang alat peraga sosialisasi sperti spanduk dan baliho tanpa memperhatikan etika dan kaidah pelestarian lingkungan hidup, yg juga secara estetika merusak keindahan Kota, dengan cara memaku alat paraga di pohon.
Sekretaris Umum OI, Muhammad Danial kepada matakita.co (9/10/2017) mengatakan dari temuan di lapangan atau di sepanjang jalan poros Maros-Pangkep, alat peraga yang dipaku di pohon di antaranya bergambar wajah Ketua Plt.DPD I Partai Golkar Provinsi Sul-Sel bersama bakal calon pasangannya (NH-Azis) dan alat paraga bergambar Wakil Gubernur Sulsel saat ini, Agus Arifin yang berpasangan dengan Aliyah, juga ada gambar dari calon lain seprti Nurdin Abdullah yang saat ini menjabat sebagai Bupati Bantaeng.
“Yang kami temukan alat peraga yang dipaku di pohon adalah milik NH-Azis, Agus-Aliyah, Bro Rivai, Djuli Membaya dan Nurdin abdullah. Lokasinya di sepanjang jalan kota maros hingga menuju pangkep juga bone. Ini jelas melanggar dan itu indikator bahwa tidak ada komitmen dalam menjaga lingkungan hidup,” Jelas Danial.
Menurutnya, pemasangan spanduk dan baliho dengan cara memaku di pohon bisa merusak pohon atau membuat pohon tidak lagi sehat dan kropos yang dimana bila terkena terjangan angin kencang sangat-sangatlah mudah untuk roboh dan melukai juga merugikan pengendara jalan.
Selain itu, hal tersebut juga bertentangan dengan semangat pelestarian lingkungan hidup, terutama di kawasan perkotaan.
“Kami menolak para kandidat calon gubernur yang menempelkan bahkan memaku alat peraganya di pohon-pohon, atau tempat umum yang tidak diperbolehkan aturan,”
Selain itu jelas melanggar UU RI no 32 thn 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan peraturan revisi KPU nomor 7 tahun 2015 tentang pemasangan alat peraga, hal itu juga bisa merusak lingkungan dan estetika.
Danial mengimbau agar masyarakat tidak memilih calon gubernur yang tidak memiliki komitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup, karena hal ini sangat penting supaya arah pembangunan Sulsel selanjutnya tidak berdampak buruk pada lingkungan hidup. Hal tersebut bisa diawali dengan tidak memaku alat peraga kampanyenya di pohon.
“bagaimana bisa untuk masyarakat memilih calon pemimpin yang tak paham UU atau aturan, Baru saja bakal calon sudah mewlanggar aturan bagaimana nanti saat salah satu di antara mereka menjadi pemimpin SulSel” Jelasnya