Beranda Lensa Gaya Kepemimpinan Sombere Dibedah Oleh Mahasiswa Administrasi Unhas

Gaya Kepemimpinan Sombere Dibedah Oleh Mahasiswa Administrasi Unhas

0

MataKita.co, Makassar – Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi (HUMANIS) FISIP UNHAS mengadakan Diskusi Publik yang bertajuk “Kunjungan Tokok : Menganalisis Gaya Kepemimpinan Satu Periode Pemerintah Kota Makassar”. Kegiatan ini diadakan di Rumah Jabatan Wakil Walikota Makassar tepatnya di Jalan Hertasning No. 20 A. Makassar. (27/11/2017).

Kegiatan ini dihadiri oleh wakil dekan II FISIP, Dr. Rahmat Muhammad, Dosen administrasi sekaligus Narasumber, Dr. Tang Abdullah, beberapa alumni dan puluhan mahasiswa Administrasi.

ketua umum Humanis FISIP Unhas, Andi Hamka Nur mengatakan bahwa kegiatan ini untuk memantik daya berfikir kritis dari Mahasiswa Administrasi pada khususnya dan Mahasiswa pada umumnya. Kami mengapresiasi atas sambutan yang luar biasa dari bapak Wakil Walikota Makassar yang berkenan berbagi ilmu dan pengalaman kepada mahasiswa Administrasi.

Diskusi terjalin dengan hangat yang berlansung mulai dari pukul 18.30 WITA di Ruang Rapat Rumah Jabatan (Rujab) Wakil Walikota Makassar. Daeng Ical, sapaan akrab wakil walikota ini memantik pembicaraan dengan menceritakan terkait kondisi Kota Makassar yang penuh dengan problematika yang melanda semua SKPD yang ada. Pemaharuan harus dilakukan dengan merujuk pada masalah yang dialami oleh masyarakat, karena pemimpin yang baik ada pemimpin yang mengerti masalh masyarakat.

“Kita harus bisa jadi pemimpin yang juga mampu menjadifasilitator, motivator, regulator, bahkan propoktor dalam kebaikan tentunya”, jelas Alumni Fisip Unhas ini

Kemudian, dilanjutkan dengan pemantik Diskusi oleh Dosen Ilmu Administrasi FISIP UNHAS yaitu Dr. Muh. Tang Abdullah yang membahas Makassar Sombere dan Smart City sebagai salah satu ciri khas dari kepemimpinan walikota dan wakil walikota Makassar periode kali ini . Sombere itu identik dengan Daeng Ical dalam memimpin Kota Makassar.

“Sudah seharusnya Model Kepemimpinan Sombere’ menjadi salah satu bentuk model kepemimpinan. Referensinya bisa dengan mengenal lebih mendalam gaya kepemimpinan pak Wawali ini”, Jelas Tang Abdullah.

Begitu Pun, Rizal Pauzi lebih menekankan pada gaya kepemimpinan partisipatif yang berusaha dijalankan pemkot Makassar masih banyak yang belum efektif. Tapi tentu disinilah peran mahasiswa dan kaum intelektual untuk memberi masukan, sumbangsi dan kritikan terkait program yang di jalankan. apa lagi baik walikota maupun wakil walikota ini terbuka dan terbilang mudah ditemui.

“Yang paling penting, kita harus mengubah mindset kita bahwa rumah jabatan, kantor walikota dan instansi publik lainnya adalah milik rakyat. jadi kita harus menganggap ini adalah rumah kita. Dengan terbukanya rumah jabatan untuk dikunjungi dan berdiskusi menandakan bahwa pemerintah kita terbuka bagi rakyatnya. Tentu ini sejalan dengan paradigma pelayanan publik saat ini” jelas Mahasiswa pascasarjana Unhas ini.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT