Beranda Mimbar Ide Pidato Fahri Hamzah Di Maulid Akbar 212, Intisari Dari Ajaran Karakteristik Umat...

Pidato Fahri Hamzah Di Maulid Akbar 212, Intisari Dari Ajaran Karakteristik Umat Islam

0
Furqan Jurdi

Oleh : Furqan Jurdi*

Saya mendengar dengan seksama pidato Wakil Ketua DPR RI di Monas siang tadi. Dengan penuh antusias saya mendengarkan pidato yang disampaikan “si Marbot” ini.

Ketika ia membaca Quran Surah Al-Baqarah ayat 143, saya merasa teringat ungkapan dari tokoh-tokoh Muhammadiyah yang menerjemahkan ummatan washathan sebagai karakteristik ummat Islam. Saya membaca secara tekun Pandangan Al-Maududi tentang karakteristik ummatan wasathan ini.

Seingat yang saya baca, bahwa ummatan wassathan itu lahir dari spirit ketauhidan, spirit persatuan (nation) Islam yang menghendaki satu ummat yang kokoh yang mengambil jalan tengah dari permusuhan dua agama semitis, yaitu Yahudi dan kristen.

Islam mengambil jalan tengah dengan mengagungkan nabi-nabi, baik yang diagungkan oleh Yahudi maupun Kristen. Itulah spirit awal daripada ummat tengahan itu.

Maka konsep tengahan yang lahir dari Islam adalah konsep untuk menghentikan pertikaian yang terjadi.

Dalam konteks masyarakat Mekkah, kehadiran konsep sekaligus karakteristik tengahan itu adalah untuk menghentikan pertentangan tajam antara klan-klan yang berkuasa di tanah Hijaz. Jadi spirit daripada ummatan wasthan itu adalah untuk mengakhiri permusuhan dan mengambil jalan perdamaian.

Namun kalau dikaji dari asbabul nuzul turunya ayat tersebut, kita daoat melihat bahwa itu adalah konfrontasi terbuka antara Allah dengan kaum munafik. Labih dari itu adalah untuk menguatkan bahwa muhammad SAW adalah penguasa timur dan barat, yang dimana selama enam atau tujuh belas bulan arah kiblat menghadap ke Baitul Maqdis. Maka ketika di arahkan kiblat itu ke arah Mesjidil Haram munafikin menampakkan diri, dan kepemimpinan Muhammad SAW semakin solid dan kuat.

Itulah yang pernah saya baca dari Tafsir daN Al Bidayah wan Nihaya Ibnu Katsir; The Spirit Of Islam tulisan Syed Ameer Ali;, dan dalam Khilafah wa Al Mulk  dan The Fundamental of Islam karya Al Maududi; dan Juga dalam Sejaran Rasulullah tulisan Ibnu Hisam.

Jadi ketika Fahri Hamzah mengatakan bahwa ekstrimis itu adalah akal-akal barat untuk meruntuhkan moral Islam, itu adalah satu kebenaran tak bisa dibantah lagi. Karena ekstrimis dan gerakan keagamaan yang terjadi dalam Islam utamanya adalah karena kebiadaban dan kesengsaraan sudah memuncak. Kita tahu bahwa terhadinya perlawanan sengit ummat Islam diberbagai belahan dunia ini adalah karena terjadinya penindasan yang paling mengerikkan atas diri ummat Islam.

Cap yang diberikan kepada Islam selama ini, tentang intoleransi, kaum pro radikalis, tidak bisa diuji secara nyata, bahkan Isis di suriah itu adalah produk dari negara- negara besar yang mempropagandakan sesuatu untuk dijadikan sebagai cara merusak citra Islam.

Sehingga sumbangan Islam atas peradaban dunia yang sudah dicapai ini tidak diakui sama sekali. Banyak orang yang lupa bagaimana kondisi eropa di zaman kekuasaan Romawi. Namun setelah dakwah Islam sampai di sana perubahan yang begitu cepat dan dinamis terjadi, membuat eropa gemilang.

Itulah kemungkinan besar bahwa Fahri Hamzah mengutip ayat tersebut untuk mengatakan “kami ini adalah pusat perdamaian dan keadilan”, maka cap itu harus di runtuhkan dengan gerakan kedamaian kaum muslimin, dan Indonesia telah memulai itu.

Kedua Ia mengutip Surah Al-Fath ayat 29. Surat ini penulis sebut sebagai gerakan profetik. Karena surah itu adalah surah kemenangab, dimana Mekkah telah takluk dan tidak ada satupun yang terluka ketika mereka memasuki mekkah, setelah diusir dari sana. Kecuali beberapa kejadian, karena pasukan Khalid bin Walid dihadang oleh beberapa orang.

Nabi memberukan Amnesti umum kepada semua penduduk mekkah, meskipun mereka melukai dan memeranginya. Adakah bangsa pemenang yang yang murah hati seperti itu? Adakah singa yang terluka berbaik hati seperti itu?

Maka ketika surah sampai ayat 29 kita dapat melihat ikrar terkahir, bahwa Muhammad itu utusan Allah dan mereka yang bersama dengan beliau tegas kepada orang kafir. Orang kafir ini adalah mereka yang terus memusuhi Islam, meskipun Islam telah mengajak damai, mereka yang kafir itu adalah mereka yang ingin menghancurkan Islam.

Maka ketika penaklukan mekkah terjadi kita bisa melihat bagaimana anbesti umum itu keluar dan dikecualikan kepada beberapa orang, salah satunya Abdullah bin Abi Sarh, yang belakangan menjadi salah satu sumber masalah sehingga menimbulkan pertentangan dan fitnah besar dalam Islam dipenghujung pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan.

Dan mereka mencintai sesamanya. Kasih sayang dan cinta dikalangan Islam haruslah ditegakkan karena ummat Islam adalah ummat yang satu. Perbedaan dalam bentuk syariah (cara jalan) tidak boleh dikatakan perbedaan dalam bentuk aqidah (keyakinan), karena dalam hal muammalat pebedaan itu adalah satu bentuk dari rahmat. Maka Allah menegaskan “bahwa Ia menciptakan manusia bersuku,-suku berbangsa-bangsa agar saling kenal mengenal satu sama lain”. Jadi perbedaan itu adalah hal yang wajar dalam Islam.

Fahri Hamzah adalah pribadi egaliter yang memahami perbedaan oendapat itu dengan baik, sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa Islam dan Ummat Islam adalah satu kesatuan dalam perbedaan.

Maka yang terakhir, adalah MosI Integral Natsir, ini adalah bentuk konkrit dari ummatan wasathan, dan ummat Muhammad Muhammad itu. Ketika bahaya perpecahan mengancam akibat perjanjian Meja Bundar, maka indonesia semaki lemah. Belanda telah mampu membuat indonesia menjadi kotak-kotak dan itu berpotensi rentan pemisahan diri.

Dari situlah pribadi Sederhana, tampil untuk mengkritkan sikap partai Masyumi, sebagai partai ummaT Islam. Ia memproklamirkan negara Kesatuan Republik Indonesia dalam satu statemen yang disebut dengab Mosi Integral Natsir. Dan itulah awal Mula negara Kesatuan RepubliK Indonesia (NKRI).

Maka pidato Fahri Hamzah hari ini adalah pidato integral tentang posisi Islam dan Ummat Islam baik dari konseP Akidah dan pandangan kebangsaannya pada NKRI yang berbeda-beda tapi satu tujuan.

Pidato itu telah mematahkan seluruh argumentasi yang memojokkan Islam dalan konteks kebangsaan dan keindonesiaan yang akhir-akhir ini dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak senang terhadap persatuan ummat Islam.

Semoga tokoh-tokoh Islam seoerti Fahri Hamzah mampu untuk terus berjuang hingga menjadi pemimpin bangsa ini, sehingga bangsa indonesia menjadi kuat dan lebih maju lagi.

Mengutip Fahri Hamzah “Bahwa Ummat Islam adalah Ummat yang menjadi benteng terakhir bangsa ini” maka sangat beralasan orang-orang seperti Fahri bisa tampil untuk menjadi bagian penting untuk memimpin ummat dan bangsa ini.

Semoga Allah memberikan kekuatab kepada tokoh-tokoh Islam untuk mengawal bangsa ini.

*) Penulis adalah Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT