MataKita.co, Makassar – Kota Makassar memiliki 12 pulau kecil mengelilinginya. 12 gugusan pulau yang mengitari kota Makassar 10 diantaranya berpenghuni. Salah satu pulau kecil tersebut ada pulau bernama Lae-lae.
Sebanyak 2000 jiwa menghuni pulau Lae-lae terletak disebelah barat kota Makassar. Selain menjadi rumah untuk 2000 orang, pulau Lae-lae juga kerap sebagai destinasi wisata menarik. Membutuhkan waktu 5 menit perjalanan menggunakan speed boat, jarak pulau Lae-lae antara kota Makassar hanya 1,5 km.
Keindahan pulau Lae-lae menarik perhatian akademisi Universita Negeri Makassar, Prof. Dr. Pattang, seorang guru besar pendidikan teknologi perikanan. Prof. Dr. Pattang menjadikan pulau Lae-lae lokasi PKM (Program Kemitraan Makassar).
Menurut Prof. Dr. Pattang pulau Lae-lae sangat bagus. Namun, masyarakat sepertinya belum mengelola dengan baik sumber daya alam pulau Lae-lae.
“Ini sebenarnya berawal dari kunjungan saya di tahun pada tahun 2016 di pulau lae lae ini, kita itu ada kegiatan dari Dinas Perikanan kemudian saya mengamati keliatannya ini pulau masyarakat disini membutuhkan bantuan dan bagus untuk dikembangkan dari situ menurut ide awal saya untuk mengembangkan pulau tersebut,”ucapnya pada minggu kemarin (03/06).
Usai kunjungan Prof. Dr. Pattang bersama Dinas Perikanan, lalu Prof. Dr. Pattang memikirkan tiga hal agar lebih memajukan pulau Lae-lae. Diantaranya segi industri kreatif rumah tangga, pengembangan ekosistem wisata, dan pemanfaattan sumber manusia yang ada dipulau Lae-lae.
Dalam segi industri kreatif rumah tangga Prof. Dr. Pattang melakukan pelatihan terhadap ibu-ibu rumah tangga. Sehingga ibu-ibu rumah tangga memiliki penghasilan tambahan dengan menjadi wirausahawan.
Mejelaskan Prof. Dr. Pattang selain menjadi daerah wisatan, pulau Lae-lae bisa melahirkan wirausahawan sebagai sumber pendapatan.
“Tidak hanya daerah wisata maka bagaimana kegiatan-kegiatan yang kita lakukan itu bisa menjadi Wirausaha sehingga masyarakat yang ada disini disamping pekerjaannya nelayan. bisa mendapat penghasilan diluar dari pekerjaannya tersebut para istri nelaya berhasil mempunyai penghasilan sendiri,”tuturnya.
Selanjutnya Prof. Dr. Pattang berkeinginan mengembangkan ekosistem wisata dan memanfaatkan sumber daya manusia dipulau Lae-lae. Prof. Dr. Pattang mengajari membuat abon ikan serta pelatihan sablon, hal ini ditunjukkan bagi para pemuda yang putus sekolah dipulau Lae-lae.
Lebih lanjut Prof. Dr. Pattang mengatakan dengan adanya kegiatan tersebut dapat memanfaatkan para pemuda dipulau Lae-lae.
“Selain membuat abon ikan abon kita akan mengadakan pelatihan sablon serta kerajinan lainnya. Hal ini agar menambah pendapatan dan pemanfaattan sumber daya manusia, apalagi bagi remaja yang putus sekola. Selesai lebaran nanti baru akan kita panggil pemateri mengajari sablon”, Ungkapnya.
Prof. Dr. Pattang mengharapkan kedepanyan dengan adanya kegiatan PKM dapat menjadikan pulau Lae-lae destinasi wisata berkembang. Selain itu memancing wisatawan baik dalam dan luar negeri berkunjung ke pulau Lae-lae.
“kita punya obsesi kedepan pulau lae-lae bisa menjadi satu objek wisata yang ada di kota makassar yang dapat di kunjungi wisatawan wisatawan baik dalam negeri maupun manca negara dan Setalah ini kita memantau apakah kegiatannya tetap dijalankan oleh masyarakat remaja putri tentang materi yang sudah dia pelajari jadi kita punya harapan sampai disini saja sehingga kegiatan pendampingan ini akan terus kami lakukan dari tim kami,”harapnya.
Kegiatan PKM mendapat apresiasi dari Ketua RT pulau Lae-Lae. Rahma selaku salah satu ketua RT kepulauan Lae-lae mengungkapkan rasa senangnya atas adannya kegiatan PKM. Rahma beranggapan, kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat disekitar.
“Saya suka begini, bikin bunga bunga, bikin Bros karna kita punya pekerjaan baru dan mengajarkan kita bagaimana membuat kerajinan tangan, saya akan ikut, saya juga mengajak kelompok untuk bergabung di tempat tersebut”,tutupnya.









































