MataKita.co, Mamuju – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sulawesi Barat menggelar Pendidikan dan Latihan Daerah (DIKLATDA) dengan tema, Penguatan perang pengusaha muda untuk keinginan dan kemandirian ekonomi daerah di Sulbar, Hotel Maleo, Minggu (22/07/2018).
DIKLATDA ini dihadiri oleh ratusan kader HIPMI Sulbar yang tersebar di lima kabaupten, juga tokoh pengusaha Sulbar , politisi muda, Akademis bidang ekonomi dan kepala bank yang berada di Sulbar.
Ketua BPC HIPMI Majene, Irfan Pasewang berharap dengan adanya DIKLATDA peserta dapat menularkan ilmu yang ia didapat saat pelatihan di daerahnya masing – masing.
“Peserta merupakan pengusaha muda Sulbar yang siap kita tularkan virus wirausaha dengan maksimal,” ujar Irfan.
Selain itu, dalam kegiatan DIKLATDA III HIPMI Sulbar tersebut, kepala perwakilan Bank Indonesia Sulbar menuturkan untuk wilayah kabubaten Majene penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), baru sekitar 20% penyaluran dana KUR dari target yang ditetapkan.
“Masyarakat majene masih kurang memanfaatkan program dana KUR dari Bank BRI maupun mandiri sebagai tambahan modal dalam berwira usaha,”ucapnya.
Lebih lanjut, pengurus BPC HIPMI meminta kepada kepala cabang bank Indonesia sebagai otoritas moneter, agar perbankan dan sistem pembayaran bank bank yang berada di bawah bank Indonesia, agar memudahkan penyaluran kredit usaha rakyat kepada masyarakat tanpa jaminan sertifikat, meskipun dalam aturan hanya bisa mengunakan surat keterangan usaha dari desa namun praktek di lapangan pegawai bank tetap meminta jaminan kepada nasabah sebagai komitmen.
“Harapan kita ke depan hal pengembangan usaha tersebut mereka bisa memajukan daerahnya sesaui kapasitas masing – masing,” tuturnya.