Beranda Mimbar Ide Manfaat Daun Bakara untuk Sesama

Manfaat Daun Bakara untuk Sesama

0

Oleh : Haidir Fitra Siagian*

Sore ini pas pulang kantor, seorang anak muda menggedor pintu pagar. Bukan mengetuk, melainkan menggedor. Siapa ini dalam benak saya. Tidak biasa ada orang yang menggedor pintu seperti itu kerasnya. Kebetulan saya ada di dapur masak air panas, mau buat kopi, kopi Toraja yang harum baunya.

Ternyata dia seorang anak muda dari kampung sebelah. Agak meragukan sedikit penampilannya. Ada apa? Mau minta daun pohon bakara katanya. Untuk apa? Mau bikin obat gula.

Lalu saya persilahkan dia masuk dan memanjatnya. Saat wanti-wanti saat manjat jangan sampai jatuh. Masalah pula jadinya nanti.

Dia bilang bahwa daun sukun yang karing yang masih di atas pohon sebelum jatuh ke tanah, bisa direbus. Airnya diminum untuk obat gula. Katanya dia disuruh oleh keluarganya mencari daun ini. Ketemunya di rumah kami.

Alhamdulillah, daun bakara yang kami tanam dapat bermanfaat untuk orang lain, untuk misi kemanusiaan. Walaupun bakara ini belum sempat panen, tetapi daunnya sudah berguna untuk orang lain. Disinilah rasa senang dan bahagia.

Oh ya, ini pohon bakara saya tanam sekitar empat tahun lalu. Saat itu saya baru pulang sekolah di negeri jiran. Seorang teman menawarkan bibit pohon bakara dan rambutan dari kampung istrinya, Sinjai. Namanya Syahrir Karim, seorang teman satu rumah di Malaysia. Dia juga adalah sejawat saya di UIN Alauddin Makassar tepatnya Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.

Tentu Tawaran tersebut saya terima dengan riang gembira. Bukan hanya karena gratis, tetapi saya memang suka menanam pohon. Apalagi rambutan dan bakara. Pohon rambutan sudah pernah berbuah tahun lalu, sebagian buahnya malah sudah pernah “diekspor” ke Singapura oleh bouku.

Adapun pohon bakara ini memiliki daun yang lebar. Teman saya, Amran Nafie, pernah berkata, pohon bakara dalam menahan air lebih lama dalam tanah. Itu tadi karena daunnya lebar sehingga mengurangi daya hisap sinar matahari terhadap air do dalam tanah.

Ini adalah kesekian kalinya tanaman di halaman rumah kami diminta oleh orang lain. Baik oleh tetangga maupun orang yang tidak kami kenal. Mulai dari pisang, jambu, daun kelor, daun serei, juga daun kelapa dan daun katup.

Tentang daun kelapa dan daun katup ada ceritanya. Tetangga kami pernah mau menikahkan keluarganya. Datanglah ke rumah minta daun kelapa. Untuk apa? Mau dilengketkan di mobil pengantin sebagai simbol-simbol budaya. Saya bilang kelapanya masih kecil. Minta tolonglah pak, kami tidak menemukan kelapa lain. Baiklah.

Kemudian tentang daun katup. Suatu ketika ada ibu datang ke rumah. Minta daun katup. Untuk apa? Katanya mau dibuatkan sayur pake santan tambah kacang hijau. Dia bilang menantunya sedang menyusui. Untuk memperoleh air susu ibu yang banyak, perlu ditambah dengan makan sayur daun katup.

Alhamdulillah, demikian kisah kemanusiaan yang saya alami sore ini. Tidak jadi tidur, padahal saya sangat capek tadi pada baru pulang dari daerah. Artikel ini sengaja saya buat, sebagai contoh sederhana bagaimana membuat tulisan kreatif bagi mahasiswaku. Semester ini saya membawakan mata kuliah tersebut untuk jurusan Jurnalistik.

Wassalam
Samata Gowa
12 09 2018

*) Penulis adalah dosen UIN Alauddin Makassar

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT