MataKita.co, Gorontalo – Berbicara tentang aksi demo ricuh yang terjadi di Jakarta pada 22 Mei Kemarin mendapat komentar dari beberapa pihak, kini dari Direktur Eksekutif Perspektif Gorontalo Dr. Sahmin Madina, menyampaikan bahwa aksi demo yang dilaksanakan tersebut merupakan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan, karena dalam demo ini adalah wadah untuk menyampaikan pendapat, bukan sebagai ajang untuk membuat kerusuhan dalam NKRI.
Dr. Sahmin sebelumnya menjelaskan, apa itu Aksi dan Demonstrasi. Sebenarnya aksi dan demonstrasi memiliki makna yang berbeda. Paradigma masyarakat yang membuat dua kata ini sama. Sering kali demo diwarnai ricuh dan berujung pada penyesalan.
AKSI ini merupakan unjuk sikap sebagai perwujudan gejolak emosi.
“Saya, kamu, atau kita miliki. Belajar, bekerja, berpikir, berkomentar dan diskusi itu semua adalah AKSI,” kata Dr. Sahmin.
Menurutnya AKSI itu bergerak dengan berpikir mencari letak permasalahan, langkah konkret, dan solusi. Kemudian untuk Demonstrasi, DEMONSTRASI memiliki dua pengertian yang melekat. Pertama, DEMONSTRASI merupakan protes yang dilakukan secara massal di hadapan umum. Kedua, DEMONSTRASI merupakan memperagakan atau mempertunjukkan sesuatu sebagai referensi, contoh Demonstrasi yang bisa di lihat, baik di koran maupun di televisi.
Demonstrasi termasuk hak demokrasi yang idealnya bisa dilakukan secara damai, intelek dan santun. Hanya saja hak ini biasanya diselewengkan oleh oknum-oknum tertentu untuk berbuat anarkis dan sengaja menciptakan Ceos atau rusuh.
“Kadang Demonstrasi menjadi media pencerdasan atau pembodohan secara masif, karena memang yang berperan dalam kegiatannya adalah massa yang berjumlah banyak, sehingga opini yang dimunculkan pun memiliki kekuatan massa,” lanjut Dr. Sahmin.
Perlu diketahui bersama DEMONSTRASI merupakan bagian dari AKSI, bukan sebaliknya.
“Contoh Real adalah ketika kita sedang mempersiapkan Uts. UTS merupakan belajar bukan Demonstrasi. Contoh lain juga ketika para DEMONSTRASI di depan publik, melakukan apa yang disebut Aksi Demonstrasi,” ucapnya.
Jadi menurutnya saat melakukan AKSI, maka belum tentu melakukan DEMONSTRASI, karena DEMONSTRASI merupakan salah satu bentuk yang berbeda dengan AKSI.
Olehnya itu, dirinya berharap dan mengajak untuk seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga bangsa.
“Jangan kita terprovokasi dengan isu-isu gerakan atas nama ini dan itu, mari hal ini kita serahkan ke pihak-pihak yang berwajib atau ke pihak yang berkompeten, serta mari kita saling menghargai, saling menghormati dan mari Kita menjaga persatuan dan kesatuan dalam bernegara sebagai anak bangsa,” pintanya.
“Kita memang tidak sedarah, tapi kita bersaudara,” tutup Dr. Sahmin.