Matakita.co (Gorontalo) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius hadir di tengah-tengah ribuan mahasiswa baru Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Jumat (06/09/2019) yang berlangsung di Gedung Auditorium Kampus Universitas Negeri Gorontalo.
Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius pada kesempatan itu di daulat menjadi salah satu pihak yang membawakan kuliah umum. Dalam materi yang di bawakan oleh perwira Polisi berpangkat tiga bintang itu yakni terkait pencegahan dan penaggulangan intoleransi, radikalisme, dan terorisme kepada mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo. Kuliah umum oleh Kepala BNPT yang bertemakan “Resonasi Kebangsaan dan Bahaya Serta Pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme”
Sebelumny Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Rachmad Fudail dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada Komisaris Jendral Polisi Drs.Suhardi Alius.
“atas nama kapolda Gorontalo dan masyarakat Provinsi Gorontalo, saya ucapkan selamat datang di bumi serambi madina Provinsi Gorontalo yang memiliki falsafa adat bersendikan syara, syara bersendikan kitabullah.” Ucap Kapolda Gorontalo.
Kapolda Gorontalo menyebutkan, sebagaiman kita ketahui bersama bahwa dinamika lingkungan strategis pada tatanan Global danRegional senantiasa memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara di satu sisi kemajuan teknologi dan kemudahan distribusi informasi sebagai ciri dari Globalisasi.
“penyebaran paham radikalisme, saat ini berjalan mengikuti perkembangan jaman, seperti penyebaran berita bohong atau Hoax, serta ujaran kebencian dan anti pancasila yang di sebar luaskan melalui media sosial maupun kegiatan tertutup.” Ungkap Irjen Pol. Rachmad Fudail.
Menurutnya Provinsi Gorontalo secara Geografis berbatasan langsung dengan Provinsi sulawesi tengah, dimana yang saat ini menjadi basis perlatihan maupun lokasi aksi para pelaku teror serta sebagai daerah penyebaran paham Radikal.
Selanjutnya Komisaris Jendral Polisi Drs. Suhardi Alius dalam pemaparan materinya menjelaskan mengapa dirinya menyasar kalangan Mahasiswa sebagai objek untuk memberikan pencerahan tentang wawasan kebangsaan.
“alasan saya, karena anda (para mahasiswa) sebagai calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang, di berbagai belahan dunia lain, anak-anak yang pertama kali di berikan pendidikn bukan matematika atau ilmu pengetahuan lainnya, akan tetapi yag di ajarkan lebih dulu adalah wawasan kebangsaan agar setiap warganya punya jiwa nasionalisme yang tinggi.” Ungkap Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius.
Di Indonesia anak-anak usia dini sudah di ajarkan ilmu pengetahuan sehingga di usia 15-20 tahun sudah banyak beprestasi di level dunia, akan tetapi rata-rata jjiwa Nasionalmenya kurang, sehingga menurut Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius mereka rata-rata mudah termakan dengan isu Hoax.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme terus berupaya mengaktikan fungsi cegah dini di masyarakat dengan cara senantiasa menghimbau dan mengajak masyarakat ikut berperan dalam menangkal faham radikal yang masuk baik dari pergaulan maupun isu Agama.
“jangan pernah membawa agama manapun dalam mengaitkan peristiwa teror, lihat kejadian di selandia baru, dimana terjadi penembakan di sebuah masjid dengan korban lebih dari 10 orang, jadi tidak selamanya pelaku teror itu adalah orang yang beragama islam.” Tutupnya.