MataKita.co, Enrekang – Saat ini kami coba memberlakukan layanan jemput zakat, para amil BAZNAS berkoordinasi langsung kepala desa dan memfasilitasinya.
Pada prinsipnya, zakat yang terkumpul di desa akan sepenuhnya di distribusikan di desa juga sesuai syariat. Bahkan kalau kurang akan di tambah oleh BAZNAS Enrekang. Inilah azas pendistribusian, berdasar kebutuhan, pemerataan dan keadilan.
Efek tumbuhnya budaya berzakat di desa adalah rasa peduli sesama makin bertumbuh pula, tolong menolong bantu membantu sesama akan terpelihara dengan baik. Semboyan dan filosofi orang orang Massenrempulu inilah ingin kita jaga dan lestarikan melalui budaya berzakat,infaq dan sedekah.
Saat dikonfirmasi Pimpinan Baznas Enrekang Bidang Pengumpulan ini mengatakan bahwa
Saat ini, masih sangat minim kepala desa bayar zakat di Baznas Enrekang.
“Padahal regulasi sudah sangat jelas, komitmen sudah di sepakati antara kepala desa, BAZNAS Enrekang dan bapak bupati Enrekang, mulai di berlakukan mulai lJuli 2019 lalu.” Ujarnya. Jum’at (22/11/2019).
Lebih lanjut ditambhkannya juga bahwa sebenarnya narasi desa berzakat adalah kampanye gerakan budaya sadar zakat di desa.
“Di mulai dari kepala desa hingga aparat deza di harapkan memberi edukasi dan contoh, Jika kesadaran umat islam di desa mulai bertumbuh, efeknya langsung maupun tidak sangat positif.” Tambahnya.
Dirinyapun berharap bahwa di desa Potensi zakat sangat besar, di sanalah banyak wajib zakat belum sekali pun perna bayar zakat sesuai tuntunan syariat, mereka berpenghasilan tetap, petani, pedagang, badan usaha dan lainnya yang kami gelorakan saat adalah desa berzakat
“Dimana diharapkan para aparat desa bisa membayar zakatnya ke Baznas Enrekang.
Kami tetap optimis dapat terlaksana tahun ini, dukungan semua pihak, mulai dari UPZ tingkat kecamatan dan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Enrekang.” Tukasnya.
(Bang El)
