Beranda Kesehatan Peringati Hari AIDS, BKKBN Gorontalo Gelar Seminar Promosi dan Konseling Kesehatan...

Peringati Hari AIDS, BKKBN Gorontalo Gelar Seminar Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi

0

MataKita.co, Gorontalo – Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo hadir dan membuka langsung kegiatan peringatan hari AIDS sedunia melalui seminar Integrasi Penguatan Promosi Dan Konseling Kesehatan Dan Hak – Hak Reproduksi Pada Kegiatan Momentum Hari Aids Sedunia. Senin (02/12/2019) bertempat di ballroom Maqna Hotel Kota Gorontalo.

Seminar ini di selenggarakan sebagai wadah dalam peningkatan pengetahuan penduduk khususnya remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), khususnya dalam hal cara-cara melindungi diri dari perilaku seksual berisiko, pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, PMS dan HIV/AIDS.

Melalui Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) telah memberikan tambahan informasi dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yaitu resiko tertular HIV dan AIDS, bahaya narkoba, serta belajar juga tentang bahaya dan akibat kehidupan seks yang bebas, termasuk pentingnya penundaan usia perkawinan serta pentingnya Keluarga Berencana sebagai suatu landasan dalam menekan laju pertumbuhan penduduk dan membangun keluarga yang berkualitas.

Dalam sambutan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo Drs. Muhamad Edi Muin menjelaskan, BKKBN telah mengemban mandat untuk melaksanakan Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Dalam lima tahun terakhir, program KRR tersebut telah dikemas ulang sehingga saat ini dikenal dengan program Ketahanan Remaja dengan tagline Generasi Berencana (GenRe),” Melalui GenRe, remaja dibina dan diarahkan untuk mampu menjalani masa transisi kehidupan remaja.

“dengan mengikuti kegiatan ini dapat menyampaikan pesan ”GenRe” kepada teman-teman sesama remaja di Indonesia, agar dapat berperilaku positif untuk mendewasakan usia perkawinan pertama dan bebas dari TRIAD KRR (Tiga Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja).” Ungkap Drs. Muhamad Edi Muin.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, selama tahun 2016 terdapat lebih dari 40 ribu kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, HIV paling sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL), dan pengguna NAPZA suntik (penasun). Di tahun yang sama, lebih dari 7000 orang menderita AIDS, dengan jumlah kematian lebih dari 800 orang.

Kepala Perwakilan Bkkbn itu menyebutkan bahwa di Data terakhir Kemenkes RI menunjukkan, Perkembangan kasus HIV AIDS dan IMS di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang meningkat secara kumulatif dari tahun 1987 s/d Maret 2019 terdapat 115.601 kasus AIDS dan 338.363 kasus HIV positif. Sedangkan jumlah kumulatif kasus IMS dari tahun 2016 s/d Maret 2019 sebanyak 30.895.

Menurutnya Peningkatan prevalensi adalah indikasi adanya sebab utama, diantaranya kurangnya pengetahuan dan informasi yang tepat mengenai HIV/AIDS, adanya sikap diskriminatif terhadap ODHA (orang dengan HIV/AIDS).

Menurutnya dengan berbagai pendekatan harus mulai dilakukan agar tidak terjadi dampak yang lebih luas lagi, utamanya melalui pendekatan bidang agama dan sosial budaya.

“Kita juga harus memberikan perhatian terhadap generasi muda kita. Karena keberhasilan suatu bangsa diawali oleh keberhasilan dalam membina generasi mudanya, dan kehancuran suatu bangsa diawali oleh kehancuran generasi mudanya.” Tuturnya.

Dirinya berharap, agar para remaja atau pemuda saat ini untuk mengerti akan bahayannya HIV/AIDS.

“se Gorontalo ini dapat membuahkan satu kebulatan tekad atau komitmen bersama, baik dari Pemerintah, Generasi Muda dan Masyarakat Kelompok Peduli HIV/AIDS untuk mencegah penyebaran hiv/aids tanpa pendiskriminasian penderita hiv/aids karena mereka juga manusia yang butuh dukungan dan kasih sayang dari kita.” Tutupnya sekaligus membuka kegiatan.(AK)

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT