Matakita.co (Boalemo) – Untuk kesekian kalinya, Kantor Bupati Boalemo kembali didatangi oleh massa pengunjuk rasa. Jika sebelumnya, ada Aliansi Perjuangan Rakyat (APR), Forum Solidaritas Mahasiswa Tilamuta (Fosmat), Aliansi Petani Sawit dan organiasasi lainnya. Kali ini aksi datang dari Aliansi Masyarakat Peduli Korupsi (AMPK).
AMPK sendiri membawa beberapa aspirasi yang perlu untuk secepat mungkin direspon oleh Pemerintah Daerah Boalemo. Diantaranya, meminta kepastian pemanggilan tenaga kontrak tanpa terkecuali, meminta Pemda Boalemo untuk memberikan ganti rugi bibit jagung kepada petani yang gagal panen karena hama ulat, dan menuntut diberikannya SK. Pemberhentian dua kepala desa yang telah melanggar aturan.
Nanang Syawal dalam orasinya tidak hanya menyoroti apa yang tengah dialami oleh Petani maupun tenaga kontrak. Namun, juga menyoroti berbagai kebobrokan penggunaan anggaran SOPD, yang ada dilingkungan Pemda Boalemo. Salah satunya yang ada di dinas pertanian
“Pada 2019 Dinas Pertanian memiliki target pajak ratusan juta rupiah, tapi yang ada cuma 8 juta. Pada tahun 2020 anggaran dinas pertanian puluhan milyar tapi pajak nol.” Tandas Nanang dengan berapi-api.
Massa aksi sendiri diterima langsung oleh Wakil Bupati Boalemo Anas Yusuf dan Kakan Kesbang Ruslin Limalo. Sempat terjadi adu mulut antara Nanang Syawal dan Ruslin Limalo. Kakan kesbang dianggap telah melakukan pembohongan karena mengatakan Wabup masih berada di Wonosari, padahal wabup telah berada di Kantor Bupati. Namun, kejadian ini tidak berlangsung lama karena segera dilerai oleh pihak keamanan.
Sementara itu, Noldi Maruf salah seorang Petani di Kecamatan Tilamuta mengamini dan mendukung apa yang telah dilakukan oleh AMPK. Karena apa yang disampaikan oleh AMPK sesuai dengan kondisi yang dialami petani saat ini.
“Bayangkan, bisa dikatakan sudah 2 musim petani mengalami gagal panen. bisa Jutaan sampai puluhan juta kerugian yang dialami petani. Namun, sampai saat ini jangankan bantuan ganti rugi, turun melakukan survey saja tidak ada. Padahal Boalemo merupakan penghasil Jagung terbesar.”
Tidak hanya itu, melihat keadaan dan penderitaan petani yang seperti ini, Noldi bahkan meminta Kepala Dinas Pertanian untuk dicopot dari jabatannya.
“Dengan kondisi yang seperti ini, kami merasa tidak ada Dinas Pertanian di Kabupaten Boalemo. Jika seperti ini, perlu hilangkan saja Dinas pertanian dari Boalemo.” Tutup Noldi