Beranda Lensa Yayasan 1000 Guru Sulsel Gelar Program Pemberdayaan Perempuan di Dusun Bahonglangi

Yayasan 1000 Guru Sulsel Gelar Program Pemberdayaan Perempuan di Dusun Bahonglangi

0

MataKita.co, Makassar – Relawan Yayasan 1000 Guru Sulawesi Selatan mengunjungi Dusun Bahonglangi yang terletak di pedalaman Bone dalam rangka pelaksanaan program Rural Women Empowerment atau Pemberdayaan Perempuan di Pedalaman yang bertujuan menuntaskan buta huruf bagi perempuan karena terbatasnya akses transportasi yang berimbas bagi pendidikan mereka. Saat ini para penerima manfaat yang terdiri dari ibu rumah tangga, dapat leluasa melakukan bisnis dari komoditas pertanian dan perkebunan misalnya madu hutan, beras merah organik, dan kopi organik di dusun mereka. Hal tersebut dapat dilakukan karena mereka telah mampu membaca, menulis, berhitung bahkan telah dibekali cara mengelola keuangan keluarga, pemasaran dan kemampuan berbicara dari pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh Yayasan 1000 Guru Sulawesi Selatan yang didukung penuh oleh konjen Australia di Makassar melalui program Direct Aid Program Australian Government.

Dalam kunjungan kali ini, Yayasan 1000 Guru Sulawesi Selatan menggandeng NasiBaik yang merupakan kolektif bisnis dengan prinsip-prinsip zero waste yang sesuai dengan konteks lokal. Yayasan 1000 Guru Sulawesi Selatan maupun NasiBaik terdiri dari kelompok anak muda, individu, dan kelompok peduli lingkungan dalam melaksanakan kegiatan maupun campaignnya.

Meracik Minuman Herbal
Perjalanan yang penuh tantangan karena jalanan yang berlumpur tak menyurutkan para relawan untuk menapakkan langkah untuk bertemu dengan ibu-ibu di dusun Bahonglangi. Pertemuan dimulai pukul 04.00 sore yang diawali oleh saling sapa dari para relawan dan ungkapan rindu mereka terkhusus bagi para ibu-ibu yang terus berkomitmen untuk mengikuti Program Pemberdayaan Perempuan di Pedalaman. Setelah itu, Fikri yang merupakan founder NasiBaik memperkenalkan dan memperlihatkan cara meracik minuman herbal yang dapat diperoleh dari pekarangan rumah mereka. Semua mata pun tertuju padanya. Ibu-ibu sangat serius dan antusias ketika Fikri mempratekkan cara merebus sereh dan jahe setelah itu dituang ke dalam gelas dan ditambahkan dengan perasan irisan jeruk dan sisanya menjadi garnish, tak lupa memberikan madu sesuai dengan selera.

Setelah itu Fikri membuat olahan pudding dari bubuk kopi organic yag berasal dari kebun kopi lokal. Awalnya, para peserta tidak percaya karena selama ini mereka memanfaatkan kopi hanya untuk minuman. Namun, setelah Fikri memperlihatkan hasilnya, Ibu-ibu berlomba untuk mencicipi dan membuat mereka terkagum – kagum.

Diakhir pertemuan, tak lupa diinformasikan bahwa sisa-sisa dari minuman dan makanan tadi dapat diolah menjadi pupuk kompos dan limbah yang berupa plastic bisa dijadikan ecobrick.

Salah satu peserta, Daeng Anti menuturkan bahwa ini pertama kalinya mereka mengetahui bahwa tumbuhan di pekarangan rumah bisa dijadikan sebagai minuman maupun obat herbal. Lebih lanjut, dia berkomitmen untuk tidak akan membakar sampah plasti lagi.

Sementara itu Program Manager dari Yayasan 1000 Guru SulSel, Waode Surya Darma mengungkapkan terima kasih kepada para relawan dan juga NasiBaik karena telah berbagi dan menginspirasi tidak para peserta tapi masyarakat Dusun Bahonglangi.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT