Beranda Berita Karya Seni Pemuda Batudaa Pantai Berbahan Pelepah Pisang Kering

Karya Seni Pemuda Batudaa Pantai Berbahan Pelepah Pisang Kering

0

Matakita.co (Daerah) Kabupaten Gorontalo – Daun hingga pelepah pisang kering bagi sebagian besar orang hanya dianggap sebagai limbah atau sampah. Bahkan, terkadang daun pelepah pisang kering hanya dibakar begitu saja karena dianggap sampah yang mengotori kebun.

Namun, tidak bagi sekelompak pemuda di Dusun Donggala Desa Tontayuo Kecamatan Batudaa Pantai. Disaat pandemi Covid 19 ini mereka manfaatkan waktu untuk berkreasi dengan daun dan pelepah pisang kering menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi

Produk berbahan pelepah dan pisang kering tersebut diantaranya Miniatur Kapal Pinisi, Lukisan, Kapal dalam botol, gantungan kunci, hingga produk olahan (Dumalo). Harganya pun bervariasi, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah tergantung dengan tingkat kesulitannya.

Foto : Pelepah Pisang Kering Untuk Bahan Kerajinan

Kepada Matakita.co, Yunus Bahari  menjelaskan, ide ini bermula karena tidak adanya aktivitas Pemuda ditengah pandemi Covid-19. Sehingga, seluruh pemuda yang ada di Kecamatan Batudaa Pantai berinovasi menciptakan produk kerajinan berbahan daun dan pelepah pisang kering.

“Kami ini sebelumnya gabungan dari beberapa Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Batudaa Pantai, karena tidak adanya aktivitas akibat pandemi maka kami berinisitatif mengumpulkan teman-teman yang memiliki Potensi di bidang kerajinan. Maka terbentuklah satu kelompok yakni Kaula Pemuda Kreatif.” Jelas Yunus

Yunus menambahkan, proses pembuatan kerajinan tersebut menggunakan alat-alat sederhana dengan proses waktu pembuatan yang berbeda-beda. Namun, hasilnya memiliki kualitas yang bisa bertahan hingga bertahun-tahun.

“Jadi bahannya daun dan pelepah pisang yang mengering secara alami, alatnya pun kami menggunakan Setrika untuk meratakan dan membentuk daun pisang. Yang paling sulit dan memakan waktu lama adalah membuat lukisan, karena kita harus membuat sketsa wajah dulu dan membutuhkan konsentrasi dan kesabaran yang tinggi.” Tambah Yunus

Sementara itu, Sukrin Tooli yang juga merupakan anggota Kaula Pemuda Kreatif mengatakan, saat ini mereka belum memiliki pasar untuk menawarkan produk kerajinan dari pemuda Batudaa pantai tersebut.

“Kendala kami selain pemasaran, juga soal permodalan. Saat ini kami hanya menerima pemesanan dulu, untuk harganya beragam, paling murah 500 ribu dan yang paling mahal saat ini ada dikisaran 2 Jutaan. ” Ujar Sukrin

Sukrin berharap, karya mereka bisa menjadi Ikon Daerah, dan terus mendapat perhatian serta dukungan dari seluruh pihak, baik masyarakat hingga Pemerintah.

“Alhamdulillah Pemprov Gorontalo sudah merespon dan merespon karya kami, yang belum ini pemerintah Kabupaten. Kami berharap karya kami bisa menjadi ikon Daerah, sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat Kecamatan Batudaa Pantai.” Tutup Sukrin

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT