Beranda Berdikari Tak Sekedar Mempesona, “Negeri Diatas Cahaya” Buntu Sumbang Janjikan Kesejahteraan Masyarakat Enrekang

Tak Sekedar Mempesona, “Negeri Diatas Cahaya” Buntu Sumbang Janjikan Kesejahteraan Masyarakat Enrekang

0
Suasana malam hari di Buttu Sumbang

MataKita.co, Enrekang – Kabupaten Enrekang punya segudang wisata yang indah. Namun keindahannya belum tersentuh dan dikelola secara profesional. Salah satu diantaranya adalah Buntu Sumbang. Daerah yang populer disebut negeri diatas cahaya ini menyajikan pemandangan lampu-lampu yang indah dimalam hari seperti melihat lampu di perkotaan.

Salah satu pengunjung Buntu Sumbang, Nur Aidah mengatakan bahwa keindahan buntu sumbang sangat indah karna di percantik dengan adanya banyak lampu-lampu yang menyala pada malam hari, serta pada pagi hari dipercantik dengan pemandangan yang memperlihatkan hamparan pegunungan dan dilengkapi dengan rumah penduduk.

“Yang menarik menurut saya di Buntu Sumbang ialah gunungnya yang cukup luas untuk tempat camp, serta jarak antara rumah penduduk dan lokasi tidak terlalu jauh sehinggah mudah untuk di akses”, ucap Aidah.

Pemandangan yang indah di Buntu Sumbang ini ternyata tidak sesuai dengan pengelolaannya saat ini.

Salah satu mahasiswa Pascasarjana Administrasi Pembangunan Universitas Hasanuddin, Muhammad Hidayat saat dihubungi terpisah oleh tim matakita.co (26/10/2020) mengungkapkan bahwa wisata Buntu Sumbang belum memberikan nilai apapun kecuali hanya untuk kebutuhan refresing semata.

“Buntu Sumbang memang indah, kalau di Tanah Toraja ada negeri diatas awan, di Enrekang juga punya negeri diatas cahaya, namun belum dimanfaatkan dengan baik dilihat dari keberadaannya belum memberikan nilai apapun termasuk nilai ekonomi, terkecuali hanya untuk refresing saja”, ucapnya.

Hidayat menambahkan bahwa jika dikembangkan dan dikelola dengan baik Buntu Sumbang bisa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat setempat dengan munculnya usaha dan jasa yang baru.

“Buntu Sumbang punya potensi yang banyak seperti agrowisata, lokasi camp, spot fotografi, dan wisata pinus ditambah lokasinya yang mudah diakses berada dijalan poros, hanya sekitar 10-15 menit kita sudah bisa sampai dilokasi.

“Jika ini dikelola dengan baik termasuk kepemilikan lahan, akses jalanan yang bagus dan intervensi dari pemerintah maka bisa memberikan nilai ekonomi dan munculnya usaha dan jasa baru bagi masyarakat setempat”, tambah Muhammad Hidayat yang juga merupakan salah satu pemuda di kelurahan Mataran Enrekang. (Y/R)

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT