MataKita.CO, Gorontalo – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (BEM FH-UH) menghadiri Temu BEM se-Sulawesi, Sabtu hingga Senin (12-14/06/2021) di Universitas Negeri Gorontalo.
BEM FH-UH diwakili langsung oleh Taufik Hidayat selaku Presiden BEM FH-UH. Pada sesi isu kebangsaan, Taufik Hidayat menyoroti pentingnya mahasiswa untuk menyuarakan isu pelemahan KPK.
Menurutnya, Pelemahan KPK melalui TWK telah menyimpang dari semangat pemberantasan korupsi karena menyingkirkan pegawai-pegawai KPK terbaik selama ini.
“Kami mengharapakan kepada kawan-kawan untuk terus mengawal isu pelemahan KPK yang telah dilakukan secara sistematis, mulai dari Revisi UU KPK hingga berujung pada pemecatan pegawai KPK sebagai akibat dari alih status pegawai KPK menjadi ASN yang mensyaratkan adanya TWK KPK. Realiatas yang terjadi di tubuh KPK saat ini secara nyata telah memperlihatkan penghianatan terhadap pemberantasan korupsi,” ujarnya.
Taufik melanjutkan, pelemahan KPK dengan menyingkirkan pegawai-pegawai KPK yang sedang menangani kasus besar dan telah lama mengabdi di KPK adalah hadiah untuk melindungi para koruptor .
“Pegawai yang dinonjobkan KPK adalah mereka yang sedang menangani kasus kakap korupsi seperti bansos dan buronan KPK yang hingga saat ini belum ditemukan yaitu Harun Masiku. Mereka juga telah lama mengabdikan diri dan telah teruji integritas dan profesionalitasnya dalam pemberantasan korupsi.
Lalu, lanjut Taufik, mengapa wawasan kebangsaan mereka dipertanyakan kembali? Menurut Taufik, yang seharusnya dipertanyakan adalah mereka yang menghadirkan TWK, karena hal ini adalah hadiah untuk para koruptor.
“Mendiamkan kejahatan adalah bagian dari kejahatan itu. Pelemahan KPK saat ini adalah kejahatan yang nyata dilakukan oleh olirgarki saat ini. Mahasiswa harus terus menyuarakan kebenaran. Pelemahan KPK ini tidak boleh didiamkan,” tutup Taufik.