MataKita.co, Jakarta – Langkah Rektorat UI melakukan pemanggilan terhadap pengurus BEM UI terkait poster bertajuk “Jokowi: The King of Lip Service”dinilai berlebihan oleh banyak kalangan. Salah satunya dari ketua umum PP Pemuda Muhamamdiyah, Sunanto.
“Kritik adalah nutrisi bagi demokrasi, ia menyuburkan, ia menguatkan. Demokrasi kita jangan sampai terkesan elitis, hingga harus membungkam setiap kritik” jelasnya.
Cak Nanto menjelaskan, Saya menyayangkan langkah Rektorat Universitas Indonesia, terkait pemanggilan BEM UI atas kritik mereka terhadap Presiden Jokowi. Langkah tersebut saya nilai berlebihan, seolah berupaya mendisiplinkan kritik dan pengebirian ekspresi. Hal tersebut juga saya nilai sebagai pembredelan terhadap nalar kritis mahasiswa.
“Sejatinya penyikapan oleh rektorat UI tersebut tidak selaras dengan spirit Presiden Jokowi tentang pentingnya kritik dalam demokrasi, juga tentang bagaimana menjadikan kritik sebagai salah satu alat ukur kinerja pemerintah” jelanya.
Dirinya menjelaskan, Dilain sisi dalam menyampaikan kritik juga harus mengedapankan spirit membangun serta tidak meninggalkan nilai-nilai keadaban.
“Semoga bangsa kita makin tumbuh dengan kuat, bergandengan tangan melewati pandemi, demokrasi kian dewasa. Demokrasi dengan demos, yang sehat dan partisipatif” jelas mantan kornas JPPR ini.