MataKita.Co, Gowa – Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih menyisakan berbagai persoalan. Dampaknya yang tidak tanggung-tanggung menuntut semua orang untuk melakukan penyesuaian di berbagai sektor kehidupan. Ini harus dilakukan agar bisa survive dalam kondisi ini.
Hal yang sama dilakukan oleh Muh. Ikrimah. Pemilik toko buku Intuisi ini memilih menutup usaha yang dimulainya sejak tahun 2014 lalu. Selanjutnya, Dia membuka usaha kuliner, Coto Gammara’ yang bertempat di Jalan Malino No. 18, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Saat ditemui MataKita.Co pada Kamis (26/08/2021), Ikri, sapaan akrabnya, mengutarakan alasannya membuka usaha kuliner. Menurutnya, saat ini orang lebih fokus memenuhi kebutuhan primernya dibanding kebutuhan lain. Di samping itu, sebelumnya Ikri sudah pernah menjalankan usaha yang sama pada tahun 2000 silam.
“Memang ada alasan finansial sehingga beralih ke usaha kuliner. Tapi tetap minat orang membeli buku itu ada, cuman yang diutamakan kebutuhan primernya,” jelas Ikri.
Coto Gammara’ yang baru dijalankannya sejak 3 minggu yang lalu tentu memiliki tantangan tersendiri. Perekonomian masyarakat yang rendah menjadi salah satu persoalan yang disampaikan Ikri.
“Usaha ini dibuka bertepatan dengan ekonomi yang menukik. Ekonomi masyarakat rendah. Dulu pada tahun 2010, Indonesia tidak terkena dampak krisis global karena perekonomian ditopang oleh UMKM. Sekarang berbeda karena pemerintah mematikan UMKM melalui kebijakan kebijakan PPKM. Di samping itu, modal yang terbatas juga menjadi kendala pribadi,” ungkapnya.
Terlepas dari itu, Coto Gammara’ ini memiliki kelebihannya tersendiri. Menu yang ditawarkan tidak hanya sebatas coto, tetapi juga terdapat bakso kuah coto yang digemari oleh warga setempat. Bahan yang digunakan pun sedikit berbeda.
“Rata-rata penjual coto menggunakan rempah basah (mentah) yang digiling karena lebih praktis. Tapi di sini, kita pakai rempah dengan resep tradisional buatan sendiri, ditumis biar lebih enak. Tidak apa capek sedikit,” tambah Ikri.
Ikri dalam wawancaranya berpesan, “Jangan lupa makan coto,” pungkasnya di akhir wawancara.