Matakita.co, Makassar- Maraknya wacana perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) di tengah-tengah warga masyarakat, mengundang Pro dan Kontra di ruang publik.
Menanggapi hal tersebut, Abdul Rachmat Noer Wakil Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel dan juga Ketua Forum Komunikasi Alumni (Fokal) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulawesi Selatan (Sulsel) Angkat Bicara. Minggu (21/08/2022)
Menurutnya bahwa masyarakat Sulawesi Selatan ini sangat terkenal dengan masyarakat agraris religius. Sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Bahkan budaya masyarakat Sulsel yang terdiri dari berbagai suku terbentuk dari nilai-nilai spiritualistik tersebut. jelasnya
“Dalam masyarakat Sulsel ada nilai-nilai yang wajib dan harus dijunjung tinggi sebagai dasar dalam interaksi sosial. Demikian pula ada hal-hal yang sifatnya tabu dan menjadi keyakinan yang sangat kuat yang harus diikuti”. tambah Rachmat sapaan akrabnya
Selanjutnya kata Rachmat, sebagai manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaannya maka sangat wajar jika masyarakat Sulsel masih memegang teguh prinsip-prinsip kehidupan dari warisan nenek moyang. pungkas Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Turatea Jeneponto (PP KKT Jeneponto)
Mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel itu kembali mengatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat Sulsel, penyimpangan perilaku seksual seperti LGBT bisa dianggap tabu dan merupakan aib bagi keluarga. Karena itu fenomena laki-laki berperilaku perempuan menjadi rahasia keluarga dan nyaris tidak mendapatkan tempat terhormat dalam pergaulan sehari-hari. pintanya
Karena itu jika masyarakat Sulsel menolak LGBT adalah hal wajar karena tidak sesuai budaya masyarakat Sulsel yang agamis. tegas Rachmat dan juga Wakil Bendahara Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sulsel
Namun karena dampak perkembangan teknologi dan makin derasnya isu-isu HAM maka penyimpangan sosial tersebut mendapat angin segar, tutup Alumnus FEBIS Unhas itu. (*MHM)