Beranda Berita Klarifikasi Ketua Asosiasi Nelayan Gorontalo atas tuduhan pengrusakan Fasilitas UPTD PPT

Klarifikasi Ketua Asosiasi Nelayan Gorontalo atas tuduhan pengrusakan Fasilitas UPTD PPT

0

Matakita.co, Gorontalo – Beberapa waktu lalu beredar video di duga oknum nelayan yang merusak fasilitas kantor UPTD Pelabuhan Perikanan Tenda, Sehingga masalah ini di giring ke ranah hukum.

 

Pada kamis (08/06/2023) di lakukan rapat oleh instansi terkait untuk membahas masalah yang di duga pengrusakan fasilitas umum di TPI Gorontalo.

 

Sarlis Mantu atau yang biasa di sapa Om Ungke, dialah orang yang ada di dalam video itu, dirinya mengaku video itu sengaja di lakukan untuk meredam emosi nelayan yang sudah emosi karena lampu di TPI mati.

 

Sebelumnya Lampu di TPI itu menggunakan lampu dengan tenaga surya, namun telah di gantikan dengan lampu menggunakan listrik, akan tetapi saat di gantikan menggunakan listrik pada waktu itu belum ada anggaran untuk pengisian pulsa listrik.

 

Berdasarkan informasi dari Om Ungke dirinya bersama Nelayan lain di panggil rapat oleh kepala pelabuhan TPI untuk bagaimana memikirkan pengisian pulsa ini.

 

Begitu rapat di mulai, para pengusaha ikan di lokasi itu memutuskan sepakat untuk mengumpulkan uang pengisian pulsa itu.

 

Saat akan di tunjuk siapa yang menjadi pemegang atau pengumpul uang pengisian pulsa, para nelayan menolak.

 

“Saya menunjuk masing-masing koperasi namun semuanya menolak”, Kata Om Ungke.

 

Kemudian, ada salah satu pedagang ikan bernama Antu kebetulan dirinya mengerti tentang arus listrik ditunjuklah dia sebagai penagih untuk mengumpulkan uang tersebut.

 

Kata Om Ungke “ini kesepakatan bersama, jadi saya bilang begini, pegang saja tagihan itu nanti saya backup dengan koperasunya saya, karena harus berbadan hukum”, ucap Om Ungke kepada Antu.

 

Dengan seiring berjalannya waktu yang cukup lama, namun tiba-tiba hal ini di giring ke DPR yang mengatakan di TPI ada pungli besar-besaran yang di lakukan oleh oknum nelayan.

 

Ketua Asosiasi Nelayan itu sudah menduga, bahwa dirinyalah yang di sebutkan dalam isu tersebut. Karena telah beberapa kali ada kejadian yang menyeret dirinya.

 

Dirinya mengaku ada anggota DPRD Provinsi Gorontalo sengaja menyebutkan namanya saat reses berlangsung di tanjung kramat.

 

“katanya di pelelangan itu ada pungli yang di lakukan oleh saudara Sarlis Mantu dan ini lagi terjadi”, Ungkap Om Ungke saat di wawancara di kediamnya.

 

Lagi-lagi masalah ini di giring ke DPR, di buatlah rapat bersama para pelaku usaha (nelayan). Dalam rapat itu di katakan bahwa tidak bisa lagi ada pengisian pulsa listrik di pelelangan.

 

“Katanya sudah di anggarkan untuk pengisian pulsa listrik yang di anggarkan oleh pemerintah melalui dinas perikanan dan kepala UPT Tenda “, Jelasnya

 

Mendengar hal itu Sarlis mengatakan tidak jadi masalah dan tidak di persoalkan. Bahkan dirinya bersama rekan-rekannya malah bersyukur jika lebih di perhatikan pemerintah.

 

“saya ini selalu mempertanyakan, kenapa saya ini selalu kena getah saat berbuat baik, padahal ini kepentingan orang banyak”, Imbuhnya.

 

Selama ini Sarlis mengaku, pertama kali pulsa listrik itu di isi, hingga saat itu juga belum ada pengisian, jadi lampu itu tetap tidak menyala.

 

Melihat hal itu, Om Ungke langsung menyuruh Antu kembali untuk menagih uang pengisian pulsa kepada pelaku usaha di TPI.

 

Meski telah di garis bawahi, tidak ada lagi pungutan liar Sarlis mencoba mencari solusi untuk kepentingan bersama dengan cara menagih uang untuk pengisian pulsa.

 

“Sembari menunggu pengisian pulsa dari mereka (pemerintah), ngana coba tagih dulu ke mereka (nelayan), karena kalau meminta kepada pemerintah itu butuh proses yang panjang”, Ungkapnya.

 

Terinformasi sudah 3 hari lampu di TPI sudah tidak menyala, di samping itu juga ada informasi kapal ikan nelayan akan masuk ke TPI.

 

Pada pukul 20.00 Wita, Sarlis Mantu mencoba menghubungi kepala PPI untuk memberitahukan kapal masuk namun kondisi di lokasi itu sedang mati lampu.

 

“saya telepon ibu Linda malam itu, saya melaporkan ibu linda tolong kase menyala akan lampu karena beberapa nelayan mengeluh sudah berapa hari lampu itu tidak menyala”, Ucapnya.

 

Sarlis mengaku bahwa Kata Kepala UPT itu token tersebut sudah ada di tangan Halim, mendengar hal itu dirinya merasa lega.

 

Namun Tiba-tiba pada pukul 02.00 Wita Om Ungke kembali di hubungi oleh Nelayan yang akan membongkar ikan dengan mengatakan pelelangan sangat gelap tidak ada pencahayaan.

 

“mereka sudah mencoba menghubungi pihak terkait, namun tidak ada jawaban”, Kata Sarlis sembari menjelaskan kronologi.

 

Mendengar hal itu, Sarlis segera bergegas agar tidak terjadi keributan. 

 

“Di dalan hati saya, saya tidak bisa kase biar ini, mo terjadi lagi. Karena sudah pernah terjadi dj pelelangan itu, cuman masalah ikan kantor yang ada di pelelangan di lempari batu, apalagi kalau mereka marah, mereka main lempar-lempar gabus nelayan”, Tambahnya.

 

Dalam percakapan itu Sarlis mengaku dirinya hanya ingin mengantisipasi agar tidak tejadi pengrusakan yang akan di lakukan oleh Nelayan.

 

Dengan adanya video yang beredar, Sarlis mengaku sengaja melakukan itu agar mengantisipasi terjadinya keributan.

 

Karena pada saat itu para nelayan sudah berteriak “lampu-lampu”, mendengar hal itu Sarlis langsung naik ke lantai 2 tempat yang ada dalam video tersebut.

 

Mendengar adanya suara dari para nelayan yang ingin melempar batu, Om ungke mencoba meredam emosi nelayan dengan cara membuat keributan kecil dengan melempar kursi dari lantai 2.

 

Mendengar hal itu, kata Om Ungke nelayan yang emosi karena tidak ada pencahayaan mulai tenang karena mendengar suara keras dari lantai 2 yang mana membanting kursi dan menginjak tempat sampah seperti di video yang bededar.

 

Hal ini juga merupakan bentuk kekecewaan para nelayan yang tidak begitu di perhatikan oleh pemerintah.

 

Di akhir Sarlis menyinggung bahwa anggaran yang di sediakan pemerintah untuk pengisian pulsa itu tidak cukup.

 

“Pulsa listrik itu, 6 hari itu mencapai Rp. 1.000.000, sedangkan bantuan anggaran pemerintah hanya Rp. 3.000.000 perbulan, terus sisanya kita ambil dimana?”, Tutup Sarlis

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT