Beranda Mimbar Ide Delis-Djira Dwitunggal Morowali Utara

Delis-Djira Dwitunggal Morowali Utara

0

Oleh : Andi Hendra Dimansa*

Bangsa Indonesia memiliki memori yang indah terhadap sosok dwitunggal Soekarno-Hatta. Dwitunggal memiliki makna pasangan yang sangat erat dan kokoh antara dua tokoh (sumber: KBBI). Ketangguhan dwitunggal Soekarno-Hatta dalam membawa bangsa Indonesia menghadapi berbagai persoalan dan peristiwa pelik di awal-awal kemerdekaan.

Sejak awal kemerdekaan bangsa Indonesia dengan sosok dwitunggal mampu menghadapi berbagai tantangan. Keberadaan dwitunggal mampu menjadi episentrum yang menggerakkan semua elemen guna bersatu padu dalam gelombang kesadaran kebangsaan yang utuh tanpa bersekat.

Kondisi kekinian yang memberikan kesadaran untuk saling kerjasama/kolaborasi antar semua pihak, pada dasarnya memberikan ruang tampilnya dwitunggal-dwitunggal masa kini. Tapi, apakah dwitunggal masih ada dalam konteks kepemimpinan hari ini? Mengingat figur dwitunggal haruslah sosok yang memiliki kesadaran untuk bekerjasama dan berbagi peran tanpa perlu merasa didahului atau mendahului.

Figur dwitunggal mampu saling berbagi peran tanpa mengambil atau menggantikan posisi satu dengan lainnya. Karena itu, figur dwitunggal mampu menghadirkan kesejukan, kekompakan dan kreativitas dalam lingkup birokrasi pemerintah. Salah satu daerah hasil pemekaran yang menarik dicermati yakni Kabupaten Morowali Utara. Yang resmi berpisah dari Kabupaten Morowali semenjak 12 April 2013, namun telah menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Morowali Utara telah berdiri sebagai daerah otonomi tersendiri, kini telah berusia 10 tahun dan memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) di atas 135 miliar atau naik 200% serta PDRB atau daya beli masyarakat mengalami kenaikan 204%. Perkembangan dan kemajuan yang signifikan itu terjadi dalam kepemimpinan Delis-Djira. Mengapa bisa demikian? Setidaknya ada dua penyebab. Pertama, Delis-Djira sebagai bupati dan wakil bupati mampu bekerjasama dan berbagi peran. Kedua, Delis-Djira mampu memotivasi dan menggerakkan birokrasi untuk

fokus kepada pelayanan masyarakat.

Delis-Djira pasangan bupati dan wakil bupati yang menarik dan unik, bila ditinjau dari berbagai perspektif. Dari segi usia antar keduanya, Delis Julkarson Hehi sebagai bupati lebih muda dibandingkan dengan H. Djira K sebagai wakil bupati. Tapi, apakah itu membuat jarak antar keduanya? Fakta menunjukkan Delis-Djira mampu kompak dan saling harmonis sekaligus menciptakan budaya birokrasi yang efektif dan efisien dalam melaksanakan berbagai program kerja.

Latar belakang Delis-Djira juga berbeda, Delis Julkarson Hehi memiliki latar profesi sebagai dokter. Sedangkan H. Djira K berlatar sebagai seorang guru dan birokrat, singkatnya dwitunggal Delis-Djira mampu memadukan pengalaman dan kapasitas masing-masing guna menunjang kemajuan daerah. Delis-Djira dwitunggal Morowali Utara mampu mengukir berbagai pencapaian dalam kepemimpinannya. Penghargaan Lencana Bakti Inovasi Desa yang baru-baru ini diperoleh dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI.

Dwitunggal Delis-Djira membuka perspektif bagi kita semua bahwa kepemimpinan yang kompak, harmonis dan saling respek satu dengan lainnya, telah membawa dampak bagi Morowali Utara sebagai daerah otonomi yang baru dengan berbagai pencapaiannya. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pemimpin harus memberikan suri tauladan bagi orang-orang disekitarnya. Delis-Djira telah membuktikan dengan sikap yang kompak dan harmonis memberikan keteladanan baik kepada ASN maupun kepada masyarakat. Sungguh beruntung “Tepo Asa Aroa” memiliki Dwitunggal Delis-Djira.

*) Penulis adalah Peneliti Profetik Institute

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT