Oleh : Fadli Dason
(Peneliti Profetik Institute)
Dawkins dalam bukunya “The Selfish Gene” mengemukakan satu pernyataan menarik, tentu saja, termasuk, menarik untuk dipertanyakan, dipersoalkan, dan dikembangkan argumennya. Ia menyatakan bahwa Manusia hanya mesin bagi gen-gen, wadah keberlangsungan hidup gen. Gen mempengaruhi perilaku hewan-hewan. Gen juga beradaptasi dengan lingkungan demi mempertahankan hidupnya, bayangkan saja mesin gen yang bernama beruang kutub dengan adaptasinya terhadap lingkungan menumbuhkan rambut putih bagi beruang kutub agar lebih tahan terhadap dingin, dan salju.
Mengapa bukan manusia yang mengkondisikan gen? sangat simpel, ini terkait bagaimana alam semesta tercipta, hewan bisa berbeda-beda begitupun dengan tumbuhan namun gen ada dimana-mana, gen yang terdapat pada manusia ditemukan juga pada pohon ek, dan kupu-kupu dan masih banyak. Anda penganut Kreasionis seperti saya? jangan bertemu Dawkins apalagi mengatakan bahwa manusia paling pertama adalah Adam, kalau Anda tidak punya logika kuat tentu Anda akan dihajar habis-habisan olehnya. Ia Evolusionis sejati.
Entah bagaimana evolusi memicu gen untuk mendompleng pada manusia. Artinya keberadaan manusia jauh paling belakang hadir, misalnya saja, orang tua mewariskan gen-gen nya kepada anaknya, pada anak terdapat gabungan gen ayah dan gen ibu. Apabila gen ayah lebih dominan pada anak maka fisik tertentu pada anak lebih mirip ayahnya, seperti, warna kulit, tinggi badan dan yang paling umum adalah wajah dan sebagian lagi mirip ibunya, begitupun sebaliknya. Tapi bukan saja warisan dari ayah dan ibu, warisan gen kakek dan nenek juga dapat diturunkan pada cucu.
karena perilaku seks adalah pelestarian gen-gen, dimulai dari pertemuan sperma dengan ovum lalu gen-gen itu saling bergabung, berinteraksi dan berkomunikasi. Bagi Dawkins gen-gen itu hampir mendekati keabadian karena ia secara terus menerus berpindah-pindah dari manusia ke manusia, inilah mengapa seks itu adalah pekerjaan yang mulia. Katakanlah, gen 1A,2A,3A,4A……. milik ibu sementara gen 1B,2B,3B,4B………. milik ayah. Apabila ditemukan anak lebih menyerupai ibu maka gen tipe A lebih dominan pada anak, lalu apabila pada ibu lebih dominan gen tipe B yakni gen ayahnya, maka pada cucu atau anak ibu tadi pada bagian tertentu punya kesamaan dengan kakeknya. Pada anak nantinya begabung gen-gen dari kakek-nenek dan ayah-ibu, namun diantara gabungan gen-gen itu ada yang dominan.
tentu saja ini dapat juga menjelaskan mengenai warisan kecerdasan orang tua pada anak. Kakek Charles Darwin yang bernama Erasmus adalah seorang jenius sekaligus dokter dan ahli botani terkenal, jangan salah, Erasmus juga pernah mencetuskan teori evolusi jauh sebelum cucunya mencetuskan teori evolusi seleksi alam. Bakat itu diwariskan, apabila seorang ayah pebisnis sang anak cenderung bisa berbisnis, begitupun bakat-bakat lainnya, entah karena anak sering mengamati kebiasaan ayah atau entah karena takdir? tapi memang warisan-warisan itu kebanyakan diluar kendali kita, bukan pilihan kita.
seseorang tidaklah boleh terlalu bangga apalagi menyombongkan diri dengan kepintaran, lebih baik bersyukur karena kemungkinan besar orang tua kita juga pintar bila bukan mereka, bisa jadi kakek-nenek kita, begitu seterusnya. Dawkins enggan mengakui bahwa Adam adalah manusia pertama, tapi seharusnya ia mengakui ada manusia pertama tentu karena konsekuensi logika nya sendiri tentang gen, maka sebenarnya pandangan evolusi mengenai manusia pertama itu bukan individu sebagaimana agama-agama meyakini, melainkan kelompok. Disini yang jadi problem apakah gen ini persoalan yang terberi ataukah intervensi? Yang diluar kendali, atau yang masih bisa kita ubah? jangan terlalu dipikirkan, terkadang yang membingungkan dapat merampas kewarasan kita.
Panjang lebar Dawkins menjelaskan dalam bukunya “The Selfish Gene” nampaknya ia ingin menutup keberatan atas fakta bahwa sebagian anak tidak mewarisi bakat ayah-ibu. Ia ingin menunjukkan bahwa apabila anak tidak punya bakat berbisnis seperti ayahnya maka bisa jadi itu diwarisi kakek atau neneknya. Apabila anak mahir matematika sedangkan Ibu atau Ayah mahir musik perbedaan ini bisa ditutupi dengan alasan bahwa barangkali pernah ada kakek atau nenek yang mahir matematika yang mewariskan itu pada cucunya. Dawkins sendiri mengatakan Gen itu mendekati keabadian maka tentu saja gen bukanlah sesuatu yang dapat terputus. Maka sama saja ia mengandaikan bahwa ada manusia pertama, hanya saja ia tidak percaya bahwa manusia pertama ini diciptakan oleh Tuhan, tapi karena evolusi alam semesta.
siapa yang punya kontrol penuh? bagi Dawkins, tentu saja gen-gen, pengaruhnya gen-lah yang menyebabkan manusia punya penyakit, meskipun kita sangat menginginkan kesehatan, termasuk kemandulan, dan umur pendek. Tapi yang menyebabkan adalah kebiasaan kita sendiri, bukan kebiasaan gen. Begitu aneh sekiranya apabila gen yang mendorong kita ke kafe dan memesan kopi. tentu saja, karena saya suka kopi. Apabila manusia punya masalah kesehatan itu salah kita sedangkan rangkaian akibat dari itu disebabkan oleh gen-gen, jadi apabila dorongan kita minum kopi dan lain-lain tidak disebabkan oleh gen-gen maka seharusnya akibatnya juga bukan karena gen-gen, karena tidak mungkin ia menjadi penyebab pada sesuatu hal yang tidak ia sebabkan. Reductio Ad Absurdum: Reduksi ke Absurditas, kita menerima penyataan Dawkins sebagai sesuatu yang benar lalu kita tunjukkan kontradiksinya.