Beranda Mimbar Ide Catatan Intelektual; IMM diujung tanduk!

Catatan Intelektual; IMM diujung tanduk!

0

Oleh : Ilham Taufik

(Ketua Umum PC IMM Maros)

Sepanjang perjalanan pergolakan wacana kemahasiswaan tidak dapat dilepaskan dari kerja-kerja intelektual. Kaum pemikir yang mendewakan buku serta diskusi selalu tampil heroik dalam berbagai perkembangan zaman. Dari zaman platonisme manusia telah memulai wacana konseptual dalam merumuskan jalan keluar dari problematika sosial. Demikian pun islam hadir memberikan warna baru bagi jahiliah Arab dengan membawa antitesis kejumudan yaitu spirit Ulul Albab hingga islam bisa menguasai sepertiga dunia dimasa kejayaannya. Namun naas, saat islam terjerembab dalam ekslusifitas dengan menolak wacana keilmuan barat serta munculnya fanatisme kelompok diperparah dengan menguaknya budaya takfirisme maka islam semakin mundur hingga terbelakang hingga saat ini.

Satu abad belakangan ini muncul sosok cendekiawan muslim melakukan terobosan besar di tanah air sebagai pelopor organisasi kemasyarakatan dengan spirit dakwah “amar ma’ruf nahi mungkar” telah membawa perubahan besar pada perkembangan islam di tanah air. Muhammadiyah yang digagas Muhammad darwis telah mewarnai kehidupan beragama di Indonesia. Bukan sesuatu yang mustahil pasalnya sosok yang akrab dikenal Ahmad Dahlan telah banyak berguru dengan seorang ulama besar diantara mereka Muhammad Rasyid Ridha, Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, Muhammad abduh dan masih banyak lagi yang mewarnai Khazanah keilmuan pendiri Muhammadiyah itu.

Muhammadiyah di usianya yang telah menginjak 112 tahun telah banyak menorehkan berbagai prestasi di berbagai sektor kehidupan salah satunya sebagai pelopor khazanah intelektual lewat agenda organisasi yang dia tekuni. Faktor keberhasilan ini sangat banyak dipengaruhi oleh dorongan dari berbagai lapisan elemen masyarakat muhammadiyah yang telah terjewantahkan sebagai ortom Muhammadiyah salah satunya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Namun, tidak sedikit tantangan yang dihadapi Muhammadiyah terkhususnya perubahan sosial-politik yang tak terelakkan mengharuskan Muhammadiyah cakap dalam bermanuver gerakan dakwah. Ditengah tantangan zaman pragmatisme banyak menggeser budaya ideologis dalam tubuh Muhammadiyah maka untuk secepatnya lepas dari racun mematikan ini muhammadiyah harus segera berbenah dengan merumuskan ramuan manjur untuk segera mengobati sebelum virus ini menggerogoti tubuh Muhammadiyah sepenuhnya. IMM sebagai organisasi kemahasiswaan muhammadiyah sangat berperan dalam mereproduksi kader intelektual muhammadiyah sehingga orientasi gerakan IMM senantiasa mesti diwarnai dengan khazanah intelektual.

Catatan kritis untuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang sekaligus diamanahi sebagai rahim para kader intelektual Muhammadiyah. Di tengah arus disrupsi seyogyanya setiap kader IMM memiliki kapabilitas yang menunjang dalam menghadapi arus disrupsi sehingga tidak kelabakan menuai efek percepatan arus inovasi. Disaat yang sama IMM hari ini mengalami paparan degradasi intelektual. Kemerosotan pengetahuan kader disebabkan banyak hal dari lemahnya kebiasaan membaca buku hingga menurunnya diskusi keilmuan di level pimpinan. Meminjam perkataan ahmad soleh dalam IMM Autentik bahwa tradisi intelektual adalah dasar dari suatu gerakan. Dalam artian sebagai pemerkuat landasan gerakan yang akan kita perjuangkan itu mesti disokong oleh kapasitas intelektual yang memadai. Maka seyogianya, seorang kader intelektual memiliki cakrawala keilmuan yang memumpuni, berpikir yang logis dan ilmiah, serta memiliki orientasi pengabdian pikiran untuk kemaslahatan orang banyak.

Akar masalah yang tak kunjung direhabilitasi ini menuai dampak yang begitu serius cita-cita sosial yang kerap didengungkan seakan hanya basa-basi belaka yang tak mampu diwujudkan. Spirit keberpihakan kepada keadilan dan kebenaran semakin jauh dari orientasi gerakan. IMM tak lagi disibukkan dengan agenda menyuarakan kepentingan masyarakat kecil, jauh daripada itu IMM hanya menampilkan parade yang memuakkan akibat kemesraanya dengan aktor politikus yang mengikis perlahan nilai profetik sebagaimana yang dikatakan oleh kuntowijoyo.

Realitas kebangsaan hari ini terasa semakin memprihatinkan dan memilukan. Kita disuguhi oleh pemandangan kesenjangan dan ketimpangan sosial, elit penguasa semakin semena-mena, masyarakat yang kian hari skekptis terhadap pemangku kebijakan, nepotisme kian mengakar, tanah dirampas, jurnalis diteror, mahasiswa disekap, hukum dibeli, pendidikan yang mahal, organisasi dibungkam dan ujung dari kekisruhan bangsa ini adalah bersemainya pelaku kemungkaran dan nihilnya aktor perlawanan. IMM sebagai gerakan representatif muhammdiyah dengan spirit “amar maruf nahi mungkar” telah hilang begitu lama seakan telah terkubur dalam jurang yang begitu dalam dan jauh dari permukaan.

IMM hari ini tidak lagi menjadi tumpuan harapan masyarakat minoritas yang terjajah dan terpinggirkan sebab IMM dengan wajahnya yang sekarang tidak jauh beda dengan partai politik yang berorientasi pada perebutan kursi kekuasaan. Memang tak salah jika punya kecenderungan pada aktivitas politik praktis namun sangat disayangkan ketika IMM sebagai alat tukar kepentingan demi kursi kekuasaan.

Terlebih lagi kita melihat kekuasaan hari ini semakin menjijikkan pelaku kemungkaran tak tahu malu menyampaikan narasi kesejahteraan di hadapan publik seolah lupa dengan jejak dosa yang mereka perbuat. Inilah realitas hari ini, IMM sebagai organisasi dakwah, memiliki peran dalam menepis ketidakadilan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam dakwahnya IMM harus memegang teguh nilai-nilai moral termasuk dalam urusan politik. Jika hari ini IMM bersinggungan dengan politik praktis lantas memilih jalan sebaliknya yaitu melepas jubah moral demi jubah kekuasaan maka IMM sebagai organisasi keagamaan lebih baik ditiadakan.

Hemat penulis, ditengah carut marutnya kehidupan bernegara, merebaknya kesewenang-wenangan dan ketidakadilan jika IMM hadir mendukung itu, memuluskan jalan pelaku kemungkaran itu maka IMM tidak lagi pantas berada dipanggung organisasi keummatan. Dengan mengamini agenda tak bermoral para penguasa maka IMM telah menjadi anak kandung para perusak kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT