Beranda Kampus Refleksi Kemanusiaan: Dialog, Keadilan, & Kebersamaan di Tengah Situasi Kebangsaan

Refleksi Kemanusiaan: Dialog, Keadilan, & Kebersamaan di Tengah Situasi Kebangsaan

0

Penulis: Wiranti, SH,MH (Dosen FH Unhas)

Matakita.co, Situasi sosial dan keamanan di Indonesia belakangan ini memunculkan keprihatinan yang mendalam. Beberapa insiden yang terjadi akhir-akhir ini, termasuk kecelakaan di jalan raya dan peristiwa terbakarnya kantor DPRD Kota Makassar, telah meninggalkan luka bagi masyarakat, aparat, dan berbagai pihak terkait.

Sebagai akademisi, saya memandang bahwa di tengah suasana yang memanas, semua pihak, masyarakat sipil, mahasiswa, aparat penegak hukum, maupun pejabat pemerintahan, perlu menahan diri dan mengedepankan dialog demi kepentingan bersama.

Peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa seorang pengemudi ojek online sungguh menyayat nurani. Ia meninggalkan duka yang dalam, sekaligus menjadi cermin bagi kita semua. Namun, di tengah kepedihan itu, hendaknya kita bijak menahan amarah. Sebab, satu peristiwa pilu tidak semestinya menjadi alasan untuk membenci sebuah institusi yang sejatinya bertugas menjaga keamanan negeri.

Tanpa kehadiran Instansi Kepolisian jalan-jalan kota akan kehilangan penjaganya, dan negara akan kehilangan perisainya.

Di sisi lain, suara masyarakat yang menggema di jalan-jalan bukanlah ancaman, melainkan nyala aspirasi yang tak boleh dipadamkan. Ia adalah hak konstitusional yang lahir dari cinta kepada negeri, yang seharusnya bertemu dengan telinga-telinga yang mau mendengar, bukan dengan tembok yang membisu.

Peristiwa terbakarnya kantor DPRD yang menelan korban jiwa adalah peringatan bahwa tindakan radikal dan saling menyalahkan hanya akan memperburuk keadaan. Terlebih jika yang menjadi korban adalah mereka yang sama sekali tidak terlibat, tentu mereka tidak layak menjadi tumbal dari kemarahan atau provokasi yang tak terkendali. Yang dibutuhkan saat ini adalah ruang musyawarah, kebijakan yang adil, dan sikap saling menghormati untuk mengembalikan ketertiban serta mencegah korban yang lebih banyak.

Di tengah riuh yang membara, mari kita berhenti sejenak, mendengar suara nurani yang telah tenggelam oleh amarah. Jangan sampai terprovokasi oleh pihak-pihak yang mungkin sengaja menyulut api, bahkan membayar oknum untuk memecah belah dan memperkeruh keadaan. Sebab, di balik seragam dan spanduk, di balik gedung-gedung yang hangus, di balik suara rakyat dan mahasiswa. Kita semua hanyalah manusia yang ingin pulang dengan selamat dan ingin hidup dengan tenang.

Saatnya setiap pihak duduk bersama, mencari jalan yang damai, menenun kembali kepercayaan yang sempat tercerai-berai, karena hanya dengan semangat kebersamaan dan penegakan hukum yang adil, Indonesia bisa menemukan kembali kedamaian yang sempat hilang.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT