Beranda Mimbar Ide Pilkada dan Pilpres Ditengah Badai Krisis.

Pilkada dan Pilpres Ditengah Badai Krisis.

0
Arifudin Afraidin

Oleh : Arifudin Afraidin*

Suasana kebangsaan sangatlah indah, heboh belakangan ini. 2019 merupakan ajang mencari para pemimpin negara, daerah sebagai wakil rakyat. Penulis sengaja menggunakan “kata” “mencari” karena “mencari” merupakan kata yang tepat buat kita untuk mengetahui pemimpin yang kita pilih nantinya.

Pilkada atau pilpres merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, para kandida diuji, komitmenya, dihadapan allah Swt dan para masyarakat yang dipimpinnya.

Di dalam (QS. Al Ahzab (33) : 72). Mengatakan bahwa “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat [tugas-tugas keagamaan, wadzifah diniyyah] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”

Hadis diatas mengingatkan kita bahwa sesungguhnya Allah SWT telah memberikan “SK”pada kita untuk memegang amanah sesuai dengan apa yang diperintahkan olehnya. Allah SWt menciptakan kita sebagai “khalifah” menjadi pemimpin dimuka bumi ini, denga merawat seluruh “kekayaan alam” yang ada.

Sekarang kita bisa melihat “realitas” yang terjadi dihadapan kita secara “live”, bahwa seorang pemimpin rakyat sudah tidak sudi lagi memandang, mencari, menenggok “rakyatnya”, apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Apa mungkin pemimpin yang kita pilih nantinya akan seperti “itu”. Maka oleh karena itulah penulis sampaikan dari awal dengan kata “mencari”, mulai saat sekarang kita sebagai rakyat, pemuda, mahasiswa, harus melihat dan mencari tau terlebih dahulu orang yang kita “pilih”.

Dahnil Anzar pernah mengatakan “Politik kita itu dipenuhi dengan diksi-diksi jangka pendek, seperti diksi provokatif, hiburan yang irasional. Yang dilontarkan bukan ide yang menghasilkan dialektika yang positif,”.

Dari pendapat Dahnil Anzar diatas merupakan satu langkat “tepat” buat kita renunggi, sebab politik tidak bisa mengandalkan sepatu dan baju baru saja, dan itu “alay”, tanpa ada “materil yang mendukung” ditengah badai krisis ini. Rakyat harus mencari sosok pemimpin yang benar-benar memahami keadaan di sekelilingnya.

Oleh karena itu kita harus bisa melihat sosok pemimpin yang patut pada rakyatnya bukan malah “merampas” hak rakyat untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Mari mencari pemimpin yang yang taat dan dituntut melaksanakan fungsi yang diembannya sebagaimana gelar yang disematkan pada seorang pemimpin dalam sejarah Islam. Gelar yang disematkan dalam diri pemimpin adalah Imam, Khalifah, Amir, Ra’in (khadim), dan Waliyyul Amr. Kelima gelar tersebut sekaligus menggambarkan fungsi yang dipikul di atas pundak seorang pemimpin. Aamiin.

*) Penulis adalah Mahasiswa PPKn Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMat) Semester akhir

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT