Matakita.co (Gorontalo) – Banyaknya anak bangsa menempuh pendidikan tinggi menjadi harapan bagi perbaikan kualitas sumber daya manusia indonesia, dalam menghadapi tantangan dimasa depan, menjadi pengangguran juga menghantui jika lulusannya tidak mempu beradaptasi menjawab tuntutan zaman.
Lantas faktor apa yang melatarbelakangi pengangguran terdidik (Sarjana) kian meningkat setiap tahunnya, hal ini kemudian ditanggapi beberapa tokoh di Gorontalo. Rabu (3/10/2019)
Syamsu Rizal Abbas Selaku Alumni Mahasiswa IAIN Gorontalo mengatakan, melihat banyaknya pangangguran terdidik atau sarjana yang terlunta -lunta jalanan dan tidak ada pejerjaan jelas di tiap Kabupaten Kota Gorontalo, atas nama Pemuda dirinya mendorong dan berharap kepada Pemerintah dapat membuka lapangan kerja yang seluas -luasnya, sesuai kompetensi dari pangangguran tersebut.
Lanjut Ketua Bidang OKK KNPI Gorontalo, terkait dengan pengangguran, hal ini sebenarnya sudah menjadi persoalan yang klasik. Pemerintah harus mengakomodir para sarjana agar mendapatkan pekerjaan yang tetap, namun juga untuk para sarjana tentunya, jangan hanya mengandalkan ijaza, apalagi melihat era 4.0, harus memiliki kecakapan dalam bidang digitalisasi, dan jangan jadikan sarjana sebagai labeling saja, harus ada kompetensi, kualifikasi yang jelas dan mempuni, sehingga pemerintah tidak susah untuk membuka lapangan kerja.
“Selaku Pemuda saya pribadi berpandangan bahwa pemuda ini kan siap pakai, dan tidak hanya terpaku pada disiplin ilmunya. Dn untuk pemerintah tentunya harus meriset disiplin ilmu di suatu daerah yang lebih mendominasi pada angkatan kerja dan kemudian menciptakan lapangan kerja untuk disiplin ilmu tersebut, sehingga hal ini tentu mampu menjadikan Daerah tersebut semakin maju” Tegas Syam.
Sementara itu Dr. Fory Naway mengatakan, Setiap Univeristas kita ketahui bersama melahirkan 2 ribuan sarjana, melihat era hari ini sebagai revolusi industri tentunya setiap sarjana tidak hanya terpaku untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
“Budaya di Gorontalo untuk bekerja maksimal harus menjadi PNS, padahal kerja dimana saja bisa, yang penting Profesional, Kualitas serta mutu kita terjaga bagus, dimana saja kerja yang cari kita bukan kita yang cari kerja, ketika hal -hal itu terus kita jaga”. tuturnya.
Lanjut Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Gorontalo itu, menyikapi pengangguran terdidik Pemerintah Kabupaten Gorontalo terus membenah diri untuk bekerja sama dengan Disnakertrans, untuk melatih sarjana – sarjana yang nganggur untuk diarahkan kepada keterampilan dan bakatnya untuk bisa menyesuaikan dengan tuntutan zaman.
“Kami mengharapkan untuk sarjana yang nganggur agar tidak berputus asa, terus mengasa skillnya untuj mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang tetap” katanya.
Sebenarnya sudah terbuka sekali ruang untuk para sarjana untuk berinovasi dengan kreativitasnya dengan menggunakan sisitem online dan tentu tidak harus menjadi PNS. Apalagi PNS untuk sekarang sudah sangat terbatas dari pusat, sejak 3 tahun kemarin disnaker sudah bersinergu dengan panasonic.
“Selama ini alhamdulillah kami dibantu dengan berbagai perusahaan yang besar, dan tentu untuk pemuda seharusnya mampu menciptakan lapangan pekerjaan apalagi para sarjana di bekali dengan berbagai macam ilmu yang tentunya mampu merubah mainsheet daripada masyarakat luas bahwa usai kuliah harus jadi PNS” Tegasnya.
Irman Mooduto selaku Anggota Legislatif Kabupaten Gorontalo menambahkan, tidak bisa dipungkiri begitu banyak perguruan tinggi yang menghasilkan SDM namun untuk angkatan kerja dan lulusan kerja tidak begitu seimbang, sehingganya ada terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, dengan menghadirkan seribu lapangan kerja namun kembali lagi dengan disiplin ilmu apakah para sarjana mampu menyesuaikan atau tidak.
“Justru sarjana harus mampu menciptakan lapangan kerja agar mampu meminimalisir pengangguran terdidik yang ada dengan modal skill selama menjadi mahasiswa. ” tandasnya.