Matakita.co, Singapura– Salah seorang warga Indonesia bernama Santo Purnama yang memiliki perusahaan biosains di Singapura berhasil memproduksi alat Rapid test.
Alat tersebut telah memiliki izin edar di Eropa, Amerika dan India.
Pemerintah India bahkan telah memesan 3 juta unit test kit sensing self untuk mengambil sampel darah dan mengecek antibodi pasien Covid-19.
Alat Rapid Test tersebut mempu mengeluarkan hasil hanya dalam waktu 15 menit dengan tingkat akurasi 95%.
Menurut Santo Purnama alat rapid test yang diproduksi tidak mengambil untung sama sekali dikarenakan harga produksi sama dengan harga jual, hal tersebut dilakukan demi kemanusiaan.
“Dulu ketika COVID-19 ini belum pandemi, kami bisa jual 20 sampai 21 USD. Kebanyakan di Eropa. Kami cari untung. Sejak awal kami memang perusahaan yang profitable. Tetapi ketika WHO menyatakan ini pandemi, kami jual dengan harga ongkos produksinya saja. Tidak ada untung. Sekitar Rp 160.000. Ini juga berlaku ke semua negara. Tidak ada untung. Kami ingin membantu,” ujar Santo
Akurasi alat Rapid test Sensing Self terletak pada enzim yang menjadi bahan baku utama produk.
“Teknologi yang kita miliki bukan terletak pada kit atau kertasnya, tapi ada di enzimnya. Enzim itu kalau tidak diperhatikan, misalnya waktu ditaruh tidak dijaga suhunya atau segala macam, enzim itu bisa rusak,” jelas Santo.
Ini berbeda dengan alat Rapid test yang diproduksi oleh China yang dianggap oleh negara pembelinya tidak konsisten mengidentifikasi kasus positif Covid-19.
Menurut surat kabar Spanyol El Pais, Pemerintah Spanyol telah melakukan pengembalian alat Rapi test buatan Bioeasy setelah adanya temuan oleh ahli mikrobiologi, alat buatan China hanya memiliki akurasi 30%.