MataKita.co, Luwu Utara – Bencana banjir yang menimpa Masamba pada malam hari, pada tanggal 14 Mei 2020 bukan hanya menyisahkan duka yang mendalam bagi warga Masamba. Tetapi juga duka bagi warga di beberapa Desa tempat melintasnya sungai Masamba tersebut.(18/05/2020).
Salah satu Desa tempat melintasnya sungai Masamba yakni adalah Desa Pince Pute, Kecamatan Malangke, kabupaten Luwu Utara, Sul-Sel. Desa yang dekat dengan hilir sungai ini memang menjadi langganan banjir setiap tahun, bahkan setiap bulannya.
Salah satu penyebab banjir diperkirakan berasal dari luapan sungai Masamba.
“Beberapa hari belakangan kami dikagetkan dengan volume air yang tiba-tiba naik sampai menggenangi jalan raya Desa kami. Volume air di beberapa tempat bervariatif ada yang sampai mata kaki dan ada juga yang hampir mencapai lutut orang dewasa. Setelah ditelusuri fenomena air yg tetiba naik ini berasal dari luapan air sungai yang terhubung langsung dengan sungai Masamba,” penjelasan Jumartono, Pemuda Malangke.
Fenomena air meluap ini bukan kali pertama terjadi di Desa Pince Pute. Pada tanggal 2 April 2020, curah hujan yang intens ditambah dengan luapan air kiriman dari air sungai Masamba itu menjadi penyebab tenggelamnya sebagian besar lahan pertanian. Infrastruktur Desa seperti pasar, lapangan, Pustu, serta Kantor Desa juga ikut terdampak banjir waktu itu.
Banjir setinggi pinggul orang dewasa pernah terjadi pada tanggal 1 Mei 2016, 13 Agustus 2017 dan banjir setinggi lutut orang dewasa terjadi pada tanggal 27 Juni 2018, 13 Oktober 2019 dan pada tahun ini terjadi pada tanggal 2 April 2020.
“Bencana banjir yang bertamu tiap tahun ini tentu tidak terjadi sehari dan surut sehari pula, butuh beberapa hari bahkan beberapa pekan untuk normalisasi. Jika terjadi banjir, tentu banyak pihak yang dirugikan, salah satu yang paling merasakan dampaknya adalah petani. Banjir kiriman air beberapa hari ini saja, sudah menggenangi sebagian besar lahan tani warga. jika terus dibiarkan akan merugikan warga Desa Pince Pute yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian,” ujar Jumartono.
Selain itu Jumartono juga meminta PEMDA LUTRA untuk turun tangan dalam menangani bencana banjir kiriman air dari Masamba ini.
“Sebaiknya PEMDA LUTRA turun tangan dalam upaya penanganan bencana banjir ini, sebab bukan tidak mungkin beberapa Desa di tiap kecamatan yang dilalui oleh sungai Masamba tersebut juga memiliki keluhan yang sama, dan kerugian yang sama tiap tahunnya,” tegas jumartono
Beberapa unsur Pemudi Malangke juga mengeluhkan keterlambatan PEMDA dalam upaya penanggulangan bencana banjir di beberapa tempat langganan banjir di Malangke.
“Upaya serius pencegahan banjir di Malangke belum nampak dari PEMDA LUTRA, perhatian PEMDA seharusnya merata bukan hanya sekadar aksi cepat-tanggap membagikan sembako pada warga terdampak banjir di perkotaan LUTRA, tetapi yang juga diperlukan adalah aksi cepat tanggap dalam upaya pencegahan banjir di daerah langganan banjir di beberapa titik di Malangke,” kata Aisyah, Pemudi Malangke.