Oleh: Mr.Eleven
Pancasila sebagai ideologi yang ditanamkan kepada seluruh rakyat Indonesia yang bertujuan sebagai pemersatu dari keberagaman suku, ras, golongan maupun agama. Mencoba melihat implementasi pancasila pada kekinian, sungguh miris dengan melihat perpecahan disetiap daerah, munculnya paham radikalisme, debat dari jawara retorika, bukan lagi jalan tengah yang dicari namun kemenangan pahamnya masing-masing.
Memaknai nilai yang dari setiap sila dalam pancasila perlu dilakukan. Pemaknaan tersebut bukan hanya sebatas itu. Mengaktualkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu menjadi PR dari setiap rakyat indonesia. Media sosial dalam hal ini menjadi pelaku yang sangat penting dalam menanamkan kepada generasi muda dalam memaknai dan mengaktualkan pancasila. Media sosial pun menjadi wadah bagi mereka yang ingin menghilangkan nilai dalam pancasila dan menjadikannya harga mati.
Membuat suatu konsep psikologi persuasi massa dan membuat suatu kesalahan menjadi kebenaran mutlak. Informasi elektronik sangat cepat penyebarannya dan bagi sebagian orang yang buta dan memiliki pahaman yang dangkal itu menjadi suatu kebenaran absolut. Jika diibaratkan informasi elektronik seperti hal-nya suatu dogma yang melumpuhkan pengetahuan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sangat perlu diajarkan kepada generasi muda yang hanya bisa menyebutkannya, tanpa memaknainya. Hal-hal kecil yang sederhana seperti bersikap jujur, saling percaya, saling memahami dan hal-hal semacamnya, itu wujud awal dari implementasi dan aktualisasi dari nilai-nilai pancasila. Orang yang mengatakan bahwa dirinya pancasilais namun dalam sikapnya melanggar nilai-nilai pancasila. Jika pancasila hanya sebatas dimulut, burung beo pun bisa melakukannya.
Pancasila merasuk ke jiwa dan raga rakyat indonesia dan hidup dalam setiap detakan jantung. Sebuah ideologi pemersatu bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman. Sebuah tangan yang merangkul keberagaman. Pancasila hidup dalam kegiatan sehari-hari. jadi “ketika pancasila hanya ada pada mulut saja, jangan sebut diri anda pancasilais karena burung beo juga dapat melakukannya.”







































