Beranda Fajlurrahman Jurdi Selamat Jalan Pak Ruslan Hambali

Selamat Jalan Pak Ruslan Hambali

0

Oleh : Fajlurrahman Jurdi*

Tiba-tiba group WA dosen Fakultas Hukum dikejutkan oleh berita duka, guru kami, senior kami dan orang tua kami di kampus, Pak Ruslan Hambali telah pergi terlebih dulu menghadap Khalik. Pak Ruslan Hambali adalah salah satu dosen senior yang memiliki rekam jejak yang baik, orang tua yang mengayomi dan tutur katanya sederhana.

Saya adalah mahasiswanya di beberapa mata kuliah. Beliau cukup sederhana dalam menyampaikan materi kuliah sehingga mudah di pahami. Cara mengajar dan bahan bacaan para senior terdahulu memang berbeda dengan anak-anak milenial belakangan. Dahulu mereka memang membaca buku lebih serius, karena belum banyak diganggu oleh Gadget dan media sosial. Pengetahuannya mumpuni, jawaban terhadap setiap pertanyaan cukup memuaskan.

Saya teringat mendiang almarhum Prof Achmad Ali, cukup dengan bercerita sederhana, atau kadang bercerita pengalamannya sehari-hari, almarhum mampu menjelaskan banyak teori dan hikmah di dalamnya. Ilmunya dalam, kadang hanya sekedar guyon, tetapi isinya ilmu. Belum lagi para dosen senior yang sekarang di kampus, jika saat-saat serius, mereka bisa berdiskusi panjang satu soal dengan dalam,runut, sistematis dan kadang-kadang tak terjangkau, sehingga kami yang masih muda memang harus tau diri, perlu banyak membaca.

Pak Ruslan adalah salah satu diantara senior itu. Seringkali jalan dengan mengapit buku di ketiaknya, dengan senyum khasnya yang renyah, ia menyapa dalam kesederhaan.

“Rul, apa ko bikin”, Tanyanya suatu ketika.

“Gak ada ji pak, lagi cerita sama adek-adek ini”, jawab saya sambil mengatupkan kedua tangan di depan sebagai tanda hormat pada usia, pengalaman dan ilmunya.

“Ada buku baru lagi ces?. Banyak sekali buku mu”. Tanyanya.

“Alhamdulillah pak, mohon doa ta, muah-mudahan masih bisa menulis terus”, jawab saya.

“Lanjutkan terus, jangan berhenti menulis” nasehatnya.

“Ke dalam ka dulu nah, lanjutkan ceritanya”, sambungnya.

Ini hanya sepenggal percakapan kami di koridor Fakultas Hukum. Tempat kami tumbuh dan dibesarkan. Tempat kami menyalakan lenteran kebenaran. Tempat kami menempuh jalan juang panjang di dunia ilmu pengetahuan.

Pak Ruslan adalah sosok yang sederhana, seiring usianya yang menua, sikapnya kian menunduk. Kami yang muda merasa sebagai anak yang diletakkan pada tempat yang tepat, di hormati oleh guru dan senior, bukan sekedar basa-basi, tapi sebagai pelajaran, bahwa cara bersikap menentukan cara pandang orang teradap kita. Pak Ruslan menjadi orang tua yang bijaksana bagi kami yang masih muda.

Tentu saja kelahiran dan kematian datang silih berganti. Usia dan kekuatan tak menentukan seseroang untuk dijemput lebih lambat atau cepat. Jika waktunya tiba, tak akan ada peluit peringatan untuk bisa mundur ke belakang.

Maut akan menjemput setiap kita, kematian terlalu dekat untuk kita percakapkan, karena begitu dekatnya, ia selalu jalan bersama hembusan nafas kita.

Pak Ruslan telah pergi, membawa seluruh amal baiknya. Ilmu dan anak didik yang puluhan tahun beliau hasilkan, semoga itu menjadi amal Jariyah.

Selamat jalan guru kami, selamat jalan orang tua yang bijaksana, kepada mu kami belajar, bahwa kesederhanaan dan kebijaksanaan itu tumbuh bersama sikap dan keteladanan. Kebaikanmu akan di ingat oleh setiap mereka yang bernah engkau ajar. Pada ujungnya, kita pada akhirnya semua akan menuju di titik yang sama. Semoga kami bisa mengikuti jejak mu.

Makassar, 21 Januari 2022

*) Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT