MataKita.co, Maros – Untuk membuat Indonesia yang kaya-raya bisa berdaya dan berjaya, ummat Islam harus kembali tampil mengawal sekaligus mengangkat negeri yang sudah dilahirkannya ini. Di seluruh lini dan level kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal itu disampaikan Anggota DPD/MPR RI asal Sulawesi Selatan, AM Iqbal Parewangi, pada kegiatan Sosialisasi 4 Konsensus MPR RI, di Ruang Pola Kantor Bupati Maros, Sulawesi Selatan, 21 April 2018.
Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 200 peserta yang terdiri dari pimpinan dan kader Wahdah Islamiyah Kabupaten Maros.
Sebagai negara kaya-raya, jelas Iqbal, Indonesia memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 33 persen lebih dari total PDB Asean. Begitupun, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 40 persen lebih dari total populasi 10 negara anggota Asean.
“Kita kaya, kita raya. Tapi belum jaya. Salah satu indikasi konkritnya, nilai keseluruhan perdagangan kita masih kurang dari 15 persennya total perdagangan di Asean. Padahal PDB kita lebih dari sepertiga total PDB Asean, penduduk kita hampir separoh dari populasi Asean,” kata Iqbal menguraikan.
Mengapa demikian? Menurut Iqbal, karena ummat Islam kurang terlibat atau tidak dilibatkan secara optimal dalam pembangunan Indonesia. Iqbal kemudian mendasarkan paparannya pada fakta statistik dimana 87 persen rakyat Indonesia adalah muslim.
“Kalau ummat Islam yang 87 persen itu kaya, niscaya Indonesia kaya. Kalau ummat Islam yang 87 persen itu berdaya, niscaya Indonesia berdaya. Sebaliknya, kalau yang 87 persen itu tidak berdaya ataupun tidak diberdayakan, bagaimana mungkin kita bisa berharap Indonesia berdaya?,” jelas Iqbal.
Oleh karena itu, jelas Iqbal lugas, ummat Islam harus diberdayakan, dan pada saat yang sama harus memberdayakan diri.
“Pilihannya jelas. Demi kejayaan ummat dan bangsa Indonesia, ummat Islam harus bangkit dan saling membangkitkan. Harus berdaya dan memberdayakan. Terlalu berat bagi Indonesia jika 87 persen warganya itu harus menjadi imigran di negeri sendiri. Atau indekos di rumahnya sendiri,” tandas Iqbal.