Beranda HISTORIA Mengenal Sosok Andi Selle*

Mengenal Sosok Andi Selle*

35
Sainal A

Oleh: Sainal. A**

Perjalanan bangsa dan Negara Indonesia telah mengalami pasang surut beriringan dengan setiap peristiwa sejarahnya. Kondisi tersebut ditandai dengan hadirnya berbagai peristiwa yang menghiasi tiap-tiap lembaran buah pemikiran para pendahulu. Meskipun pemikiran-pemikiran tersebut terkadang menuai pujian dan tidak sedikit mendapat kritikan tajam. Hal tersebut didasari berbagai peristiwa sejarah yang mengalami kisah yang kontroversial pada masanya dan bahkan sampai sekarang. Sebagai contoh, berbagai peristiwa yang menghantui perjalanan pemerintahan orde lama, di antaranya peristiwa Gestok (lebih populer, G30S/PKI), peristiwa Andi Aziz di Sulawesi, serta Peristiwa DI/TII di berbagai daerah termasuk di Sulawesi Selatan, serta sederet peristiwa lainnya yang dianggap sebagai upaya menentang jalannya pemerintahan Soekarno.

Rentetan peristiwa nasional maupun peristiwa yang terjadi di setiap daerah menjadi pembicaraan dan pembahasan yang tidak ada titik pangkalnya. Tulisan ini mencoba melihat peristiwa yang terjadi di daerah Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi tersebut bukan tanpa alasan. Hal ini didasarkan pada letak wilayahnya yang cukup strategis di wilayah Indoesia bagian timur. Selain itu, pada tahun 1950-an Sulawesi Selatan cukup dinamis dalam menghadirkan berbagai pemikiran dengan segala peristiwa yang menghiasinya. Salah satu diantaranya ialah Abdul Qahhar Muzakkar bersama dengan DI/TII, melakukan protes terhadap berbagai kebijakan Presiden Soekarno yang dianggap tidak sesuai dengan cita-cita bangsa dan Negara.

Tokoh lain yang juga dianggap memiliki pengaruh dalam melakukan protes terhadap kebijakan pemerintahan presiden Soekarno ialah Andi Selle bersama dengan Batalion 710 di Kabupaten Pinrang. Peranan tokoh ini cukup besar dalam menentukan perjalanan pemerintahan di Sulawesi Selatan, bahkan dianggap sebagai tokoh sentral (otak intelektual) dalam kehidupan politik dan kemiliteran di Kabupaten Pinrang. Selain itu, Andi Selle memiliki pengaruh sampai wilayah Polewali Mandar.

Jiwa kepemimpinan yang dimiliki Andi Selle dapat diamati sebelum dan setelah kemerdekaan. Ditunjuk sebagai Komandan Batalion 719 kemudian diubah menjadi Batalion 710 menjadikan Andi Selle sebagai tokoh berpengaruh menentukan nasib bangsa dan Negara. Memiliki pasukan mencapai ratusan orang yang terdiri dari tentara resmi (TNI) dan tentara bantuan operasi (TBO) memudahkan setiap aktivitasnya. Adanya kebijakan A. H. Nasution mengenai rekonstruksi dan rasionalisasi dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia memunculkan pro-kontra. Kebijakan tersebut tidak terlepas dari upaya Perdana Menteri Mohammad Hatta melahirkan dan membentuk tentara profesional.

Adanya pengurangan dalam mewujudkan kebijakan rasionalisasi dan re-organisasi dalam tubuh TNI, mengharuskan sebagian bekas pejuang yang terdapat di Sulawesi Selatan sebagian besar dikembalikan ke masyarakat dan bekerja sebagaimana profesi awalnya. Hal tersebut menjadikan para pimpinan Militer yang tergabung dalam kesatuan Kodam XIV Hasanuddin untuk memikirkan dan memberikan solusi terhadap anak buahnya. Hal tersebut juga menjadi perhatian Andi Selle yang merupakan Komandan Batalion 710 yang berkedudukan di Pinrang.

Selain itu, kondisi ekonomi Indonesia yang tidak stabil akibat berbagai persoalan yang dihadapi pemerintahan Soekarno, melalui Perdana Menteri Hatta mengharuskan setiap pimpinan pasuka militer bersikap mandiri dalam menghidupi dan mengembangkan Batalionnya masing-masing. Sebagai langkah taktis menghadapi kondisi tersebut, Andi Selle bersama dengan pasukannya melakukan aktivitas perdagangan di daerah Pinrang sampai ke wilayah Polewali Mandar. Komoditi dagang dari Batalion 710 yakni Beras dan Kopra yang diperoleh dari petani di Pinrang sampai ke daerah Polewali Mandar. Perdagangan tersebut terus mengalami kemajuan pesat sehingga dapat membantu Andi Selle menghidupi pasukan yang dipimpinnya.

Keuntungan yang diperoleh dari aktivitas perdagangan tersebut lambat laun menjadi modal utama Andi Selle dalam mengembangkan Batalion yang dipimpinya. Hal tersebut berpengaruh terhadap proses perluasan wilayah kekuasaan Andi Selle di Sulawesi Selatan. Hal tersebut menjadikan Andi Selle menjadi salah satu penguasa militer pada masanya. Selain itu, pasukan Andi Selle tersebar dibeberapa wilayah di Sulawesi Selatan. Termasuk sepanjang wilayah Pinrang sampai polewali mandar.

Pergantian kepemimpinan dalam tubuh Kodam XIV Hasanuddin, yakni peralihan kekuasaan Andi Mattalatta yang digantikan oleh Andi Muhammad Jusuf. Masa transisi tersebut banyak menuai kritikan, termasuk penolakan yang dilakukan oleh Andi Selle. Selain itu, pergantian nama Kodam XIV Hasanuddin menjadi Kodam VII Wirabuana menjadi persoalan lain yang tidak luput dari kritikan. Protes tersebut merupakan wujud ketidaksepakatan Andi Selle yang menganggap kebijakan tersebut tidak sesuai dengan identitas masyarakat Sulawesi Selatan. (bersambung)

*) Artikel ini merupakan bagian dari hasil penelitian penulis dalam menyelesaikan studi pada Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar.

**) Penulis adalah Alumni Pendidikan Sejarah PIPS Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here