Beranda Mimbar Ide Tsamara, Kami Merindukan Gagasanmu

Tsamara, Kami Merindukan Gagasanmu

0
Tsamara

Oleh : Dari Furqan Jurdi

Sudah satu bulan engkau tak muncul lagi dilayar beranda media sosialku, setelah “semua orang” mengatakanmu “politisi karbitan”. Banyak para aktivis-aktivis gerakan yang membahasmu ketika engkau pertama muncul dengan penuh semangat yang berapi-api membahas tentang pemberantasan korupsi dengan modal bahasa Indonesia yang bagus, namun sayang kurang pemahaman.

Adinda Tsamara, engkau masuk dalam dunia yang dipenuhi ketegangan yang pura-pura dan ketawa yang menipu. Engkau masuk kedalamnya, kedalam cinta kasih dan pujian yang serba palsu. Engkau datang dengan modal kecantikan, namun itu tidak cukup, karena ada sekitar sejuta perempuan cantik yang lebih cantik diatas kategori cantikmu. Masih banyak. Masuk di dunia politik ini kecantikan tidak cukup. Butuuh kematangan dan konsep yang utuh, bukan sampah pungutan dikolom komentar dalam beranda facebook atau twitter.

Tsamara, ada berjuta-juta aktivis yang hidup direbuplik ini, yang telah berproses dengan matang dan hidup dalam getirnya pertarungan dunia yang sengit. Mereka melewati tahap demi tahap kehidupan dan proses panjang untuk menjadi pribadi yang kuat dan memiliki pengalaman yang mumpuni.

Mereka itu adalah kader-kader bangsa. Ada IMM, GMNI, ada, HMI, Kammi, PMII, PMKRI, GMKI, HIPMABUDHI dan masih banyak lagi organisasi kemahasiswaan yang terus melatih generasi untuk menjadi kader yang kuat. Lalu engkau pernahkah ikut DAD di IMM, LK 1 di HMI, Daurah Marhalah di KAMMI, dan disemua organisasi itu. Pernah kau memimpin sidang, lalu menginstruksi dalam forum hingga sampai adu gagasan yang alot dalam sebuah musyawarah organisasi. Ataukah ikut dalam sebuah demonstrasi dan mengatakan bahwa engkau berjuang dibawah terik matahari sebagai seorang mahasiswa. Pernah itu kau lakukan dek?

Kalau pernah Alhamdulillah anda mau berproses, kalau tidak maka anda terlalu berani untuk tampil sebagai politisi dengan umur yang relative kecil dan pengalaman yang kurang memadai. Ada banyak mantan-mantan ketua organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan yang sudah matang, tapi mereka tidak terburu-buru, belajarlah pada mereka itu.

Jangan mengira, melawan Fahri Hamzah adalah untuk menaikkan rating dan menambah banyak followers di twitter. Karena Fahri Hamzah bukanlah orang yang bodoh dan bukan pula politisi instan. Ia telah merasakan pahit getirnya hidup menjadi aktivis, dan masuk politik setelah semua rampung (matang). Ia tahu yang pantas untuknya dalam lawan tanding.

Dek jangan bangga dpanggil di ILC. Karena ILC-lah orang membuka keborokanmu dan menguji semua pendapatmu. Disana engkau terlihat bersemangat, tapi tidak ada yang bias dipetik dari apa yang engkau sampaikan, engkau melawan FH tapi engkau tidak punya apa-apa.

Engkau hadir di ILC sama dengan engkau pergi bunuh diri. Disana kecantikan tidak dibutuhkan, senyum manis dengan lipstick tebal tidak berguna, disana orang menguji siapa kamu yang berani itu. Saya salut dengan kebaranian mu dik, tapi saya kecewa bahwa keberanianmu hanya didorong oleh amunisi-amunisi “sampah dari internet”.

Engkau duduk semeja dengan politisi kawakan, engkau duduk semeja dengan Professor hokum yang terbaik direpublik ini, mereka bukanlah orang isntan, bukan politisi karbitan, bukan pengamat dimedia social, bukan artis media social, mereka orang yang berjibaku dengan buku-buku yang banyak, pengalaman yang berjibun banyaknya mereka lewati, pahit manisnya realitas dan getirnya kehidupan politik mereka telah alami.

Dek engkau telah berani melawan FH, dan membela KPK. Ditengah pembelaanmu KPK tengah memperlihatkan keborokannya sebagai lembaga penegak hokum. Ia menjadi lembaga yang kepala batu di negara ini. Lalu seperti apakah pembelaanmu yang berisi bagi KPK?. Maka kalaulah pembelaanmu hanya pada kata “jangan melemahkan KPK” maka engkau hanyalah peserta hore-hore untuk melawan angket DPR. KPK dan keburukannya telah bermain citra dan menggaet generasi melenial yang nihil argumentasi dan tidak punya pandangan, sebagai peserta yg berteriak untuk menguatkan kata “jangan lemahkan KPK”. Meskipun kami hidup sezaman denganmu tapi kami punya daya piker yang agak bagus untuk melihat realitas yang terus berkembang ini.

Tapi bagaimanapun keberanianmu Silahkan lanjutkan karena itu modal untuk menjadi orang hebat. dan sekarang mulailah melihat diri kedalam, bahwa apakah saya tahu akan yang saya bicarakan. Karena realias tidak seperti followers dimedia social, dunia nyata adalah dunia ciptaan tuhan dimana semua ciptaan tuhan berkompetisi, tapi dunia maya adalah pertarungan akun yang dibuat oleh manusia. Pertarungan akun dalam dunia maya, dan pertarungan yang real dalam dunia nyata berbeda jauh.

Adinda yang cantik, muncul kembalilah dalam dunia antah-barantah politik ini, dan hiasilah debu-debu kotor politik itu dengan senyummu yang manis itu. Ayolah dek, kami merindukanmu.

*) Penulis adalah Presidium Jaringan Islam Nusantara (JIN)

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT