Oleh : Rahmat Hidayat*
Moment piala dunia 2018 di Rusia tampil beda. Dimana kita tak lagi berbicara tentang Ronaldo, Messi, ataupun Ramos. mereka sudah tua dan saatnya berhenti bicara level negara. membela negara itu butuh kualitas dengan semngat kolektifitas tinggi. Kemampuan ini ada pada semangat pemuda yang terpatri dalam diri. Ronaldo, Messi, dan dan Ramos cukup kembali ke club dan mempersiapakan waktu pensiunya.
Neymar cs dan Brazil tergabung dalam suatu tim yang didominasi oleh anak muda dengan semangat juang yang tinggi dan pengalaman yang mumpuni. terbukti dia melenggang ke babab perempat final tanpa terkalahkan. ini membuktikan betapa pentingnya semangat kolektifitas pemuda dalam sebuah pertarungan apalagi jika kita berbicara level negara. Neymar Cs dan semangat muda akan teruji malam ini menghadapi Belgia yang didominasi oleh pemain-pemain elit berkelas.
Dalam moment pemilihan legislatif (Pileg) 2019 nanti pun pemuda harus berani mengambil bagian. Kualitas seorang anak muda ditentukan ketika dia berani berbicara hal yang besar, dan mau ambil bagian dalam hal tersebut. ketika berbicara level negara anak muda terbukti selalau mmpuya peran yang mempengaruhi proses kemerdekaan sebut saja. Budi Oetomo, Sumpah Pemuda, Proklamasi, peristiwa 1998, bahkan hingga sekarang pun pemuda masih menjadi pilar bangsa ini, bisa dilihat dari aksi demo yang sering terjadi. Hampir seluruhnya melibatkan pemuda.
lalu bagaiamana dengan dunia politik ?
Jika kita melihat kondisi perpolitikan saat ini selalu didominasi oleh kaum tua. Anak muda pun hanya menjadi orang kedua, orang ketiga, bahkan orang ke sekian dalam dunia politik masa kini,mereka lebih lama ‘makan asam – garam’ dalam perpolitikan, kemudian anggapan bahwa anak muda tidak memiliki pengalaman, masih awam. Belum memiliki pengalaman apa-apa di dunia politik saya kira ini keliru besar karena fakta membuktikan parlemen saat ini yang di isi oleh orang tua yang menganngap dirinya berpengalama justru gagal mengartikulasikan kepentingan masyarakat menjadi suatu keputusan politik untuk kesejateraan. yang ada hanya cekcok, naik meja teriak-teriak, melontarkan katakata kasar yang tidak manusiawi, saling mengancam dan gagal melakukan check and balance antara eksekutif dan legislatif karena transaksi kepentingan pribadi dan kelompok.
Kenapa harus pemuda ?
karena pemuda memiliki semangat kolektifitas yang tinggi, pemuda adalah penerus bangsa, pemuda adalah jiwa yang penuh dengan keinginan dan semangat tinggi. Sudah seharusnya kita generasi muda menyadari bahwa ‘kita’ dan ‘politik’ tidak boleh terpisahkan. Tunjukkan peran kita dalam politik, agar kontribusi kita bagi negara ini terasa.
*) Penulis adalah Direktur Riset Public Policy Network dan Mahasiswa Pascasarjana Unhas