MataKita.co, Bulukumba – Edukasi perokok Pasif yang tengah digelar Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN)Tematik Kesehatan Universitas Hasanuddin Makassar Gelombang 99 Kabupaten Bulukumba, Kecamatan Kajang, Desa Mattoanging, di Kantor Desa Mattoanging. (24/07/2018)
Dalam Kegiatan ini, dirangkaikan dengan Penyuluhan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dan Penyuluhan Air Susu Ibu (ASI) yang difasilitasi oleh 3 (tiga) pemateri, antara lain: Nelly Agustina sebagai pemateri I, Andi Febrianti Komalasari (II) dan Dini Rusdayanti Putri (III). Ketiga pemateri tersebut masing-masing terdiri dari peserta KKN Tematik Kesehatan pada wilayah kerja Desa Mattoanging.
Para hadirin, Nelly Agustina selaku pemateri pertama mengawali pemaparannya dengan memberikan pemahaman bahwa “perokok pasif adalah orang yang menikmati asap rokok dari perokok aktif”. Perokok pasif lebih berbahaya ketimbang perokok aktif Oleh karena itu, hendaknya para ibu sekalian untuk menghindari dan menyampaikan kepada sesama warga masyarakat tentang bahaya perokok pasif, agar tercipta hidup sehat serta terhindar dari berbagai penyakit seperti serangan jantung, kanker dan semacamnya.
“Perokok pasif merupakan akibat dari adanya perokok aktif, serta lebih beresiko sekitar 75% dibanding perokok aktif. Sedangkan perokok aktif sekitar 25% tingkatan resiko yang ditanggung. Karena itu, sebaiknya kita memutuskan dengan niat yang tulus untuk mengurangi bahkan berhenti untuk merokok”. Lanjutnya
Kemudian hadir pemateri kedua Andi Febrianti Komalasari dengan mengawali pemaparannya tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
“Dalam pembahasannya, hendaknya para ibu sekalian memberikan MP-ASI kepada anaknya ketika telah memenuhi kriteria sebagai berikut:
(a). Bayi bisa duduk tegak tanpa bantuan, (b). Bayi tidak lagi memiliki refleks lidah yang secara otomatis dapat mendorong makanan keluar dari mulut, (c). Bayi sudah memiliki keterampilan mampu mengambil makanan atau benda dengan ibu jari dan jari telunjuk, (d). Bayi Siap dan mau mengunyah dan (e). Bayi telah berusia 6 bulan”.(Imbuhnya)
“Dengan keriteria tersebut merupakan keriteria yang “akurat” bagi bayi mengenai kesiapannya dalam menerima MP-ASI”. Lanjutnya
Kemudian dilanjutkan dengan pemateri ketiga Dini Rusdayanti Putri dengan fokus pembahasan pada pemberian ASI ekslusif terhadap bayi.
“Hendaknya bayi yang baru lahir diberikan ASI Ekslusif, sebab ASI Ekslusif merupakan makanan bayi yang paling cocok dan paling bergizi untuknya. Oleh karena itu hendaknya para ibu-ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada saat yang dimaksud demi terwujudnya perkembangan bayi yang sehat”. Imbuhnya
Selama kegiatan berlangsung, para peserta terpanggil untuk aktif dan antusias dalam mengikuti pemaparan materi serta diwarnai dengan canda dan tawa mengingat terkadang adanya pernyataan yang terucap dapat memancing para hadirin untuk tertawa.
Kegiatan ini dimoderatori oleh Muslim Haq. M., juga merupakan mahasiswa KKN Tematik Kesehatan Unhas gelombang 99 Kabupaten Bulukumba dengan wilayah kerja Desa Mattoanging.