Beranda Lensa Terkait Gempa Sulteng, Begini penjelasan Dosen Geologi Dinamik UKDM Makassar

Terkait Gempa Sulteng, Begini penjelasan Dosen Geologi Dinamik UKDM Makassar

0

MataKita.co, Makassar – Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 (sebelumnya disebutkan 7,7) mengguncang wilayah Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) petang.

Gempa ini menyebabkan puluhan korban jiwa dan robohnya ratusan rumah, tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya.

Menanggapi berbagai informasi simpang siur yang berkembang di media sosial, Dosen Geologi Dinamik Universitas Karya Dharma (UKDM) Makassar, Asratillah memberikan penjelasan terkait penyebab gempa tersebut, Menurutnya, Gempa di Donggala (Sulawesi Tengah) disebabkan oleh aktivitas sesar Palu Koro, salah satu sesar teraktif di dunia, dengan kecepatan pergerakan 40 mm/tahun. Di sebelah selatan sesar palu koro juga ada sesar Matano yang melewati dari Sulbar dan sekitaran Luwu. Ini juga sesar aktif, semoga aktivitas sesar palu koro tidak akan memicu aktivitas di sesar Matano.

“Sebenarnya daerah berpotensi gempa di Indonesia sudah dipetakan dengan cukup baik oleh para ahli gempa. Sisa perlu ada semacam regulasi dan ketegasan tentang, penataan ruang dan spesifikasi bangunan, yang disesuaikan potensi gempa daerah masing-masing” Jelas Direktur Profetik Institute ini.

Asra menambahkan, Tsunami Aceh, Gempa Lombok, Gempa Donggala dan gempa-gempa lain, sudah cukup memberikan kita pelajaran penting.

“Soal pemetaan zona gempa sudah cukup mutakhir sekarang. Soal early warning juga sudah cukup canggih. Cuman yang perlu dipikirkan ke depan perlu ada upaya pengaturan tata ruang disesuaikan dengan potensi gempa dan tsunami. Perlu ada petugas dan mekanisme yang profesional untuk memobilisasi warga ke tempat aman saat peringatan dini sudah dikeluarkan oleh BMKG. Spesifikasi bangunan juga perlu mengikuti SNI struktur bangunan tahan gempa. bahkan kalau perlu IMB bangunan hanya bisa dikeluarkan jika sedikit banyak memenuhi standar SNI. Tapi pemerintah perlu yang pertama kali memberikan teladan agar dalam membuat bangunan pemerintahan mengikuti SNI bangunan tahan gempa yang ada” Jelas Asratillah.

Asra melanjutkan, para ahli perlu turun ke lapangan pasca gempa untuk mengukur dampak lanjutan dari gempa di Donggala. Dalam jangka pendek lebih baik masyarakat di daerah terbuka dulu karena kemungkinan masih ada gempa susulan.Warga jangan dulu kembali ke rumah atau bangunan yang sudah rusak parah.

“Kemungkinan semua pihak harus segera berpartisipasi dalam memobilisasi bantuan semisal, tenda,tikar, air bersih, pakaian, bahan makanan dan obat-obatan”Tutup Asratillah.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT