MataKita.co, Enrekang – Berdemokrasi yang jujur tidak hanya impian SPAK dan Gertak di Enrekang. Namun Bawaslu Enrekang pun berharap yang sama. pengawasan partisipatif yang melibatkan sejumlah stakeholder bukti komitmen yang tinggi agar tercipta proses demokrasi yang jujur. Hal ini terungkap dalam diskusi yang berlangsung di ruang rapat kantor Bawaslu Enrekang Jumat (5/10/2018) siang.
Dalam Pertemua tersebut saya perempuan Anti Korupsi (SPAK) Rahmawati Karim mengatakan bahwa Semakin banyaknya keterlibatan stakeholder mengambil bagian dari proses demokrasi akan melahirkan proses yang berintegritas. Apalagi Enrekang yang terkenal dengan politik uang, membutuhkan kerja keras tidak biasa saja, namun harus dilakukan dengan cara luar biasa untuk menghentikannya. Keterlibatan semua stakeholder mengambil bagian untuk pencegahan, harus masif dilakukan.
“Memulainya dengan membangun karakter berdemokrasi yang jujur, di internal penyelenggara. Pasalnya jika penyelenggara telah berintegritas, maka hasil pengolahan demokrasi pun juga berkualitas. Namun tidak hanya sampai disitu untuk menghasilkan proses yang berkualitas.” Ungkapnya.
Lebih Lanjut wanita Cantik yang juga menjabat sebagai Komioner KPU ini menambahkan bahwa beran peserta sangat penting. Peserta harus berintegritas, minimal tidak menukar suara dengan rupiah atau sembako dll. Pasalnya, peserta pemilu yang lahir dari proses politik uang, besar kemungkinan akan menjadi pemimpin korup. Uang yang dikeluarkan akan dikembalikan dengan cara selip-selip program.
“Begitu pula dengan pemilih juga harus berintegritas. Menjauhi para calon yang terlibat dalam politik uang dengan cara menolak pemberian baik berupa uang secara langsung atau pun dalam bentuk sembako atau bantuan sosial”. (Bang El)
