Matakita.co (Gorontalo) – Menyoal kritikan Mantan Bupati Kabupaten Gorontalo (David Bobihoe) terkait tindak lanjut pertemuan kelapa di Gorontalo tidak jalan, Rahmat Pomalingo Selaku Kadis Pertanian angkat bicara
Rahmat Pomalingo mengatakan, apa yang disampaikan oleh mantan Bupati dua periode itu terkait tindak lanjut pertemuan kelapa di Gorontalo tidak jalan itu tidak benar adanya, hal ini disampaikan, disela-sela kesibukannya pada acara agenda persiapan penguatan kelapa nasional di ruang rapat utama Kantor Staf Kepresidenan RI – Jakarta, Jumat pagi, ( 21/06/19).
“Buktinya saya bersama Bapak Bupati Nelson Pomalingo sebelum bertolak melaksanakan ibdah umroh berada di Jakarta sedang membahas masa depan kelapa bukan saja di daerah namun secara Nasional.” Tuturnya.
Rahmat menambahkan, selama ini pemerintah Kabupaten Gorontalo terus berupaya mendorong peningkatkan penghasilan petani kelapa melalui program pertanian terpadu.
Hal itu dibuktikam dengan adanya sebuah perubahan secara signifikan, sebelumnya, lahan itu bersifat mono culture menjadi poly culture. Ini artinya, bahwa lahan-lahan yang tadinya focus hanya terhadap satu komoditi saja (kelapa) dapat diintegrasikan dengan komoditas lainnya yang tentunya dapat meningkatkan pendapatan petani khususnya petani kelapa.
“Saya kira terlalu sempit kita memahami pertanian itu, khususnya kelapa hanya pada buahnya saja (kopra), karena masih banyak produk-produk turunan kelapa lainnya yang belum termanfaatkan dan terbuang begitu saja yang tentunya ini memiliki Value (nilai) tambah ekonomis lebih tinggi bagi petani.” Tegasnya.
Lanjut Rahmat, Kalau mantan Bupati menyampaikan bahwa harga kelapa rendah, ini memang sudah menjadi masalah secara nasional dan ini bukan saja terjadi di daerah, sehingga secara logika untuk persoalan harga dikembalikan pada hukum permintaan.
Persoalan kelapa sudah menjadi persoalan dunia dibawah bendera Asian and Pasific Coconut Community (APCC) atau yang sekarang sudah diganti dengan International Coconut Community ( ICC ),
Dimana akhir-akhir ini secara nasional harga kelapa anjlok dan tidak bisa dipertahankan karena melimpahnya pasokan kelapa dari Philipina.
Kadis Pertanian menambahkan, Pemerintah Daerah sampai dengan detik sekarang masih tetap terus berjuang, melalui Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (KOPEK) Se Indonesia,
Sejauh ini, selaku ketua Kopek, Bupati Kab. Gorontalo Nelson Pomalingo terus mendesak pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan Republik Indonesia agar keterwakilan Indonesia di International Coconut Community dapat diperjuangkan dengan harapannya, kedepan dapat mengembalikan kejayaan kelapa secara nasional.
Menseriusi perkembangan perkelapaan khususnya di Kabupaten Gorontalo dibuktikan dengan diterimanya kunjungan Investor China “YESHU” perusahaan kelapa terbesar di China, yang ingin berinvestasi $ 300 Milion di Kabupaten Gorontalo terkait pengelolaan kelapa. Bahkan TLF Prancis sudah melirik Kabupaten Gorontalo dengan menginvestasikan dananya sebesar 50 Miliyar untuk pengembangan gula kelapa yang pemasarannya oleh Unilever melalui Lotte Mart.
Dengan adanya perusahaan-perusahaan asing ini, tentunya menurut Kadis Pertanian tidak akan mematikan perusahaan-perusahaan lokal yang sudah ada.
“bahkan Bupati Gorontalo sendiri selaku Ketua KOPEK mendorong Perusahaan Kelapa local di Gorontalo bukan sekedar mengolah atau mengambil buah kelapa saja tapi mereka juga dapat berinvestasi melalui peremajaan kelapa untuk keberlangsungan usaha mereka dan itu akan dilakukan oleh Tri Jaya Tangguh salah satu perusahaan kelapa di Kabupaten Gorontalo yang akan menyiapkan bibit kelapa untuk dibagi-bagi kemasyarakat” tuturnya.
KOPEK juga terus mendorong Badan-Badan Usaha Milik Daerah turut andil memperhatikan masa depan kelapa, dimana tiga hari yang lalu Ketua Asosiasi Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) Bapak Elfi Ramli meninjau langsung lokasi persiapan pembangunan pengolahan sabut kelapa di Kecamatan Pulubala yang dikerjasamakan dengan BUMD Global Gorontalo Gemilang.
“Jadi kurang apa lagi perhatian Pemerintah khususnya Kabupaten Gorontalo terhadap masa depan kelapa di Provinsi Gorontalo”. Tutup Kadis Pertanian.







































