Beranda Mimbar Ide BBM Naik, Aktivis dan Solusi

BBM Naik, Aktivis dan Solusi

0

Oleh: Firdaus*

BBM Naik pada tanggal 3 september 2022. Dari harga Rp. 7.650 kini menjadi Rp. 10.000 per liter untuk Pertalite, Solar Subsidi dari harga Rp. 5.150 menjadi Rp. 6.800 per liter dan Pertamax naik dari harga Rp. 12.500 kini menjadi Rp. 14.500 per liter. Alasan BBM naik karena anggaran subsidi dan kompensasi BBM 2022 meningkat menjadi 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun(peraturan Presiden no.98 tahun 2022). Itu akan meningkat terus, dan lagi, dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu pemilik mobil mewah.

BBM naik saat masyarakat masih proses pemulihan ekonomi karena Faktor covid-19 yang menimpah Indonesia. BBM naik saat Indonesia baru-baru merasakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-77 tahun dengan slogan ‘Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat’. BBM naik membuat bahan pokok yang lain ikut naik.

Masyarakat terjerit, pemerintah tak mendengar derita masyarakat. Slogan ‘Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat’ sebagai hari kemerdekaan Indonesia ke-77 tahun sekedar kalimat yang di ucapkan. Realitas yang ada di masyarakat, masih proses pulih dari covid-19 dan masih proses bangkit dari ekonomi yang menurun saat covid-19. Tiba-tiba BBM di naikkan. Masyarakat baru berjalan untuk pulih dan bangkit seperti slogan Indonesia’ Pulih lebih cepat, Bangkit lebih kuat’. Masyarakat masih proses berjalan untuk pemulihan ekonomi, pemerintah menyuruh masyarakat berlari. Inilah membuat masyarakat semakin terjerit.

Problem kebangsaan ini, biasanya banyak aktivis yang dianggap sebagai Agent of Change dan Agent of Control turun ke jalan menyuarakan ‘tolak kenaikkan BBM’. Seperti kita lihat semua organisasi nasional, kedaerahan, ormas, dan organisasi skala kampus akan sama-sama menyuarakan ‘tolak kenaikkan BBM’ di jalan. dan kita lihat juga di new media seperti Facebook,Twitter, IG dan WA. Semuanya dipenuhi famplet ajakan turun aksi dengan suara yang sama yaitu ‘menolak kenaikkan BBM’ mulai dari tanggal 3 september saat di umumkan BBM naik. Banyak Vidio di story para aktivis maupun penikmat new media tentang aksi dijalan yang ‘menolak kenaikkan BBM’ sampai sekarang. Cuma pemerintah tidak menanggapi aksi para aktivis.

Suara aktivis yang tidak ditanggapi dengan serius oleh pemerintah. Timbul sebuah pertanyaan ada apa dengan suara aktivis? Menurut Ilham Syahrul Jiwandono dalam jurnalnya yag berjudul ‘Dinamika Sosial Sikap Narcisstic Aksi Demonstrasi Indonesia’. Dalam Jurnal Ilham Syahrul Jiwandono ada empat factor dalam demonstrasi Mahasiswa. Pertama, “Iklim demokrasi di Indonesia berkembang dengan baik dengan turut sertanya mahasiswa dalam mengontrol legislatif dan eksekutif”.

Kedua, “Terjadinya pergeseran nuansa demontrasi saat ini dibandingkan dengan beberapa waktu yang lalu. Saat ini mahasiswa cenderung narsis dalam aksi demonstrasi dan melupakan substansi demonstrasi”.

Ketiga, “Faktor yang menyebabkan adalah perkembangan teknologi yang semakin canggih dan membuat mahasiswa ingin menampilkan eksistensi dirinya melalui aksi demonstrasi lalu diunggah di media sosial”.
Keempat, “Mahasiswa sebagai generasi Z menginginkan setiap aktivitasnya diketahui oleh banyak orang, termasuk melalui aksi demontrasi yang bertujuan untuk mendapatkan perhatian dan pujian.

kita bisa ambil sebuah kesimpulan bahwa suara aktivis yang sekarang ini tidak terlalu didengar oleh pemerintah karena pergeseran sebuah nilai ingin dicapai seperti yang dikatakan Ilham Syahrul Jiwandono yang faktor kedua yaitu ‘demontrasi mahasiswa cenderung narsis dan melupakan substansi demontrasi’. Seharusnya demonstrasi mahasiswa fokus kepada nilai kesejahteraan yang membuat masyarakat terjerit karena BBM naik bukan fokus kepada diri sendiri dan kelompok karena cuma ingin diaggap orator yang vokal.

Demonstrasi mahasiswa juga sekarang Cuma fokus kepada eksistensi dirinya sendiri yang sampai-sampai lupa kepada substansi aksi itu sendiri. Jadi jangan heran kalau banyak turun ke jalan aksi dengan slogan kata-kata yang sebenarnya tidak pantas ditulis oleh mahasiswa tapi sengaja ditulis supaya mereka viral. Seperti yang ditakan oleh Ilham Syahrul Jiwandono dalam faktor ketiga tentang demontrasi mahasiswa.

Demontrasi mahasiswa sekarang ini juga sebenarnya masih banyak mahasiswa yang belum tuntas kajian isunya langsung turun karena tidak mau ketinggalan momen karena mahasiswa sekarang ini setiap aktivitasnya ingin diketahui termasuk aksi demontrasi seperti faktor ke empat menurut Ilham Syahrul Jiwandono.

Masyarakat membutuhkan mahasiswa sebagai membawah solusi. Tapi ketika demontrasi yang seperti dikatakan Ilham Syahrul Jiwandono dalam jurnalnya. Mahasiswa malahan memberikan sebuah persoalan baru tanpa memberikan sebuah solusi baru. Dalam buku kaum muda tanpa kaum mengajak kita untuk Restorasi Sumpah aktivis supaya gerakan kita kembali kepada tujuannya. Gerakan yang memperjuangkan sebuah nilai keadilan, kesejahteraan dan nilai-nilai yang lain tanpa mementingkan diri sendiri, kelompok dan warna tertentu(Organisasi Nasional). Dalam buku kaum muda saat menyuarakan ‘tolak kenaikkan BBM’ semua organisasi harus menyatuh dan sama-sama fokus kepada substansi aksi dan menghilangkan eksistensi diri sendiri dan kelompok tapi atas nama mahasiswa Indonesia sebagai Agent of Change dan Agent of Control untuk memberikan solusi untuk masyarakat sekarang ini. Karena turut sertanya mahasiswa demokrasi berjalan dengan baik.

*) Penulis adalah Ketua Bidang Hikmah  Politik dan Kebijakkan Publik PC IMM Gowa

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT