Matakita.co, Makassar- Ceramah tarawih di Masjid Ikhtiar Universitas Hasanuddin pada malam ke-22 ramadan dibawakan oleh kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Ekonomi Sosial Politik – FIB Unhas. Ceramah itu bertajuk “sedekah terbaik di bulan ramadan adalah pulang menemui orang tua”.
Andi Fauzan menyampaikan keutamaan terbesar bulan ramadan terletak pada sepuluh malam terakhir. Keutamaan itu ada karena di dalamnya terdapat malam lailatul qadar, malam yang penuh keberkahan dan kemuliaan.
“ Keutamaan terbesar Ramadan terletak pada 10 malam terakhir, berdasarkan dalil Al-Quran dan hadis Nabi. Hal ini bukan tanpa alasan, karena di dalamnya terdapat kemuliaan Lailatul Qadar, malam yang penuh keberkahan dan kemuliaan. Untuk meraihnya, terdapat berbagai pendekatan, namun poros utamanya terbagi dalam dua jenis ibadah, yaitu ibadah mahdah (langsung) dan gairu mahdah (tidak langsung). Keduanya menjadi jalan bagi umat Islam untuk meraih kemenangan di bulan Ramadan” kata kader IMM Unhas itu.
Ia juga menyampaikan cara efektif untuk menghadapi kemuliaan akhir ramadan yaitu dengan memperbanyak amalan di penghujung Ramadan, khususnya melalui sedekah, baik secara materi maupun non-materi. Secara etimologis, sedekah berasal dari kata “infaq” atau “nafaq” yang berarti terowongan. Sebagaimana dijelaskan secara metaforis oleh Prof. Aderus WR II dari UIN Alauddin Makassar dalam ceramahnya, harta diibaratkan seperti terowongan. Jika hanya masuk tanpa keluar, sirkulasinya akan terganggu, menyebabkan kemacetan dan ketidakseimbangan. Demikian pula dengan harta yang hanya disimpan tanpa dikeluarkan, tidak akan menciptakan sirkulasi yang sehat. Seperti sumur yang airnya tidak pernah diambil, lama-kelamaan akan keruh dan berbau. Sedekah, dengan demikian, adalah upaya untuk menyucikan diri dari sifat tamak dan kepemilikan absolut sebagai hamba Allah.
Di Akhir, Ia mengatakan bahwa sedekah terbaik adalah sedekah kepada orang terdekat seperti orang tua, keluarga, dan tetangga. Sebagai mahasiswa dan perantau sedekah yang terbaik yaitu pulang menemui orang tua.
“Pada akhirnya, sedekah bukan hanya tentang sirkulasi materi, tetapi juga tentang menanam benih kebaikan yang terintegrasi dengan kebaikan lainnya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, sedekah yang paling utama adalah kepada orang terdekat, seperti keluarga dan tetangga. Bagi mahasiswa atau perantau, sedekah terbaik mungkin adalah pulang ke kampung halaman, menyambut tangan ibu dan ayah, serta membahagiakan mereka dengan kehadiran kita” tutupnya. (**)