Oleh : Fajlurrahman Jurdi*
Zaman terus berubah, kebajikan terus berdendang, anak-anak muda harus selalu bergerak, karena bila ia berhenti, zaman akan terputus, masa depan jadi ancaman. Saat manusia lahir dan tumbuh dari waktu ke waktu, ada tanda yang Tuhan perlihatkan tentang “apa yang akan ia peroleh” dari zaman yang terus berubah. Setidak-tidaknya, bagi mereka yang ahli ramal dan bisa membaca tanda kehidupan, bisa mewarning seseorang tentang apa yang akan diperolehnya suatu ketika, entah baik atau buruk.
Suatu bangsa diberikan berbagai kelebihan, salah satunya adalah tumpahnya “generasi” pelanjut yang baik. Situasi generasi kini adalah tanda bagi suatu bangsa di masa depan. Jika generasi kini baik adalah tanda bahwa bangsa itu memiliki masa depan yang baik.
Saya senang membaca konsep “generai X”, “generai Y” dan yang kini sedang menguat adalah “generasi milenial”. Semua konsep tentang generasi itu adalah berkaitan dengan zeitgeist atau tanda-tanda zaman. Bonus demografi masa depan yang akan menjadi capital menjanjikan bagi Indonesia adalah merupakan berkah yang Tuhan timpakan kepada kita, dan sejatinya, berkah itu harus kita pelihara sebagai modal yang dapat diwariskan secara berkelanjutan.
Zeitgeist adalah istilah yang berhubungan dengan “semangat zaman”. Dalam artikata.com, zeitgeist diartikan sebagai; “the spirit of the time; the spirit characteristic of an age or generation” dan “The spirit of the time; the general intellectual and moral state or temper characteristic of any period of time”. Jika demikian, ia berbicara soal “karakter” yang mewujud dalam “generasi” yang terjadi saat itu. Dalam hal ini, ia punya masa, yang mana masa itu hanya terjadi pada rentang waktu, “yang bukan masa lalu” dan juga “bukan masa depan”, tetapi masa kini yang dapat menjadi “penentu apa yang akan terjadi di masa depan”.
Karena itu, zeitgeist disebut sebagai “der geist seiner zeit” atau jiwa pemikiran yang berlaku pada zaman itu. Untuk memastikan hal ini anda dapat membaca Wikipedia sebagai informasi awal untuk memahami “Bedeutung, meaning, atau lebih tepatnya makna“ dari zeitgeist.
Apa yang ingin saya ungkapkan dari tulisan ini, sebenarnya berhubungan dengan datangnya sebuah tanda mengenai bangkitnya generasi baru indonesia. Generasi baru atau yang dikenal dengan anak-anak muda ini merupakan aset penting bagi suatu perubahan zaman di masa yang akan.
Kita menemukan suatu semangat zaman (zeitgeist) yang secara spirit dikontsruksi oleh generasi baru indonesia. Generasi baru ini adalah cermin masa depan dan memiliki kemampuan menjalin harapan di atas serpihan problem kebebasan, kemanusiaan, keadilan dan kesetaraan dalam negara modern.
Jika milenial berbicara soal generasi baru indonesia yang “tak hidup lagi secara manual, melainkan semuanya menjadi digital”, peran-peran kemanusiaan digantikan oleh teknologi, maka itu merupakan “semangat zaman” yang akan menjadi pondasi masa depan. Zeitgeist ini harus ditangkap oleh anak-anak muda untuk “menerobos masa depan” dan menentukan zaman akan diarahkan kemana. Artinya kita bicara mengenai goal, tujuan yang hendak dicapai oleh anak-anak muda dalam rangka “berlayar” diatas samudera waktu yang terus bergelombang. Di atas altar waktu itu, ada yang terhempas keluar “perahu” zaman, namun yang kuat akan terus mengayuh. Karenanya, anak muda harus mengenal “tanda” dan “semangat zaman”.
Maka dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda, kita sebagai anak muda harus pandai melihat peluang, cerdas menghadapi tantangan, dan mampu menangkap dinamika waktu yang terus bergulir agar dapat mengambil peran kemanusiaan dan kebangsaan yang bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.
*) Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.







































