Beranda Mimbar Ide Fahri Hamzah, Si Mulut Besar Yang Egaliter

Fahri Hamzah, Si Mulut Besar Yang Egaliter

0

Oleh : Furqan Jurdi*

Tanpa neko-neko saya sejujurnya mengatakan, dari dulu saya mengagumi politisi muda ini. Maka tidak jarang saya melontarkan pujian padanya, bahkan saya membandingkan dia dengan tokoh besar lainnya sebagai orang yang konsisten dengan jalan perjuangannya.

Ia adalah tokoh muda yang terlibat dalam arus besar ketika reformasi dan ikut berlumpur bersama aktivis di dalam perubahan besar yang menentukan perjalanan bangsa ini.

Ia lahir dari rahim pergerakan yang melawan otoritarianisme, dan berdiri sebagai aktivis yang berkelas elit dan terlibat secara aktif untuk membuka pikiran bangsa yang lebih maju. Sebagai aktivis elit ia berada pada posisi yang bersentuhan langsung dengan penderitaan rakyat.

Kehadirannya dipanggung politik memungkinkan dirinya untuk menjadi intelektual muslim yg negarawan yang akan selalu tampil menjadi “tukang adzan” bagi kebijakan kekuasaan yang lupa diri.

Pikirannya merdeka, pendapatnya terbuka dan selalu siap membuka perbedaan pendapat. Kita bisa melihat bagaimana keberaniannya berbeda pendapat, namun tidak pernah memusuhi perbedaan, ia hanya menyerang pendapat, tidak menyerang pribadi.

Jadi politisi adalah jalan dakwahnya. Ia hadir untuk “menginterupsi”, segala kebathilan dalam politik, meskipun mendapatkan caci maki. Ia konsisten di jalan itu walaupun harus berjuang dalam curamnya jalan konsisten.

Seorang politisi muda yang egaliter. Suatu hari kami pernah berdiskusi bersama dengan beliau tentang hal yang urgen, ia selalu mau mendengar, ia hanya mengarahkan jalannya diskusi itu, selebihnya kami yang menyampaikan pendapat kami.

Dibalik garangnya bersuara lantang, ia bukan seorang yang egois, dan ketika ia meyakini bahwa apa yang dikatakannya benar dan tindakannya benar, maka ia tidak akan bergeser sedikitpun dari keyakinannya itu.

Sangat jarang kita melihat politisi yang konsisten seperti ini. Maka saya menjulukinnya sebagai “tukang adzan”.

Tukang Adzan tidak akan pernah mengganti waktu adzan ketika tiba saatnya, dan kalimat yg disuarakan dalam adzan itu tidak akan pernah berubah sepanjang zaman.

Itulah Fahri Hamzah. Banyak orang yg salah sangka akan pribadi yang kontroversial ini. Bicaranya yang lantang, suarannya yang keras, membuat orang mengira bahwa ia hanyalah sebentuk kegilaan seorang politisi.

Padahal apa yang ia sampaikan berbasis data dan fakta yang ada. Hal itu baru saya tahu bahwa lantangnya ia, karena dia tahu kebenaran akan apa yang ia katakan. Saya menyadari ini sebagai kebenaran, setelah semua yang dikatakannya kami pelajari dengan sebaris data.

Ia menjadi anggota DPR sejak 2004 hingga sekarang. Yg pastinya ia sudah mengerti apa yang terjadi di DPR. Namun ia tahu bahwa lembaga ini harus dibersihkan dengan menyadarkan semua anggotanya untuk tidak berbuat jahat.

Maka ia membela lembaga ini dengan berani. Ia berdiri persis digerbang yang didepannya ada jurang yang curam. Karena tidak semua orang mau menanggung resiko bagi dirinya karena lembaga politik.

Namun ia tidak, ia berdiri sepenuhnya membela pembaga negara ini, karena ia sadar bahwa DPR adalah representasi dari kedaulatan rakyat dan demokrasi.

Ia melawan tradisi turut-manggut yang ada dipartai politik. Ia tidak ingin terjebak pada tradisi yang mengekang dan membuat orang menjadi pak turut. Hanya sekedar tahu “ia pak, siap pak”.

Bahkan Ia mendobrak mitos bahwa yang hanya boleh bicara hukum hanyalah orang hukum. Ia meruntuhkan itu dengan berani. Bahwa tidak seharusnya kehidupan itu hnya dibatasi karena bentuk spesifikasi yang belum tentu benar.

Semua orang boleh berbicara sesuai apa yang ia ketahui dan pelajari, maka pertanyaannya, apakah orang hukum saja yang belajar huKum.? Tentu saja tidak kan?

Ia menabrak itu semua. Namun ia tetap terus belajar, banyak mendengar dan mendalami segalannya. Itulah FH seorang anak muda yang selalu tampil merdeka.

Kita membutuhkan politisi muda yang tampil dalam politik bangsa ini seperti dirinya. Sepuluh politisi seperti FH akan mengguncangkan dunia, namun akan sangat susah untuk menemukan pribadi seperti ini.

Itulah tugas utama dari organisasi2 mahasiswa yang di indonesia, untuk mendidik pribadi yang betul-betul merdeka, yang tidak dikungkung oleh otoritas yang mengkang.

Sebagai oran yang kagum, saya mengatakan semoga beliau selalu ada untuk menjadi bagian penting perubahan bangsa ini.

*) Penulis adalah Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT