Matakita.co (Historia) – Upiya Karanji atau Songkok Gorontalo, songkok ini terbuat dari anyaman rotan dan sangat nyaman digunakan karena memiliki sirkulasi udara yang sangat baik. Songkok Gorontalo atau Upiya Karanji menjadi identitas khas Orang Gorontalo, Di Zaman Presiden Republik Indonesia ke-4 Bapak H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gusdur, sangat menyukai Songkok Gorontalo ini dan diterus digunakannya hingga beliau wafat. Upiya Karanji atau Songkok Gorontalo terkenal pula secara nasional dengan julukan Songkok Gusdur.

Menurut salah seorang pengrajin asal Gorontalo yang sempat kami temui saat kegiatan festival budaya di Kabupaten Gorontalo pada (1/5/2019) para pengrajin kopiah keranjang ini sudah jarang dimasa sekarang. Kalaupun ada, biasanya mereka tinggal terpencil dikawasan pedesaan.
Yang Menarik dari Kopiah Keranjang dari ini; Pertama adalah keunikannya yang sangat kuat menampilkan warna etnis tradisional. Dan yang kedua adalah kenyamananbagi pemakainya. Oleh karena terbuat dari anyaman, kopiah keranjang ini tidak terasa panas meski lama dikenakan. Yang ketiga, adalah bahan baku pembuatannya yaitu kulit kayu Pohon Mintu yang konon hanya ada di hutan-hutan Gorontalo.
Tumbuhan Mintu, yang konon hanya tumbuh di hutan-hutan Gorontalo itu takubahnya seperti pohon rotan liar. Berbeda dengan rotan yang keras dan getas, sulur-sulur pohon Mintu tampak lebih lentur dan banyak mengandung air.
Untuk membuat Kopiah keranjang terlebih dahulu sulur Mintu dikeringkan di bawah matahari sampai warna kulitnya kecoklatan. Lalu dengan sangat hati -hati, kulit tersebut dilepaskan dari batangnya dengan menggunakan pisau khusus. Sedangkan bagian dalam batangnya yang mirip batang bambu dibelah belah sebesar lidi. Setelah seluruh proses persiapan bahan selesai barulah penganyaman kopiah dilakukan.
Menggunakan lidi yang terbuat bilah-bilah Mintu, Kopiah mendapatkan kerangka yang membuatnya tidak mudah berubah bentuk. Lidi Mintu yang biasanya sangat panjang itu kemudian dianyam dengan kulit batangnya dan membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu hingga terbentuklah kopiah seperti yang dikehendaki pengrajin.
Bentuk Kopiah Keranjang pun bervariasi, ada yang berbentuk seperti kopiah konvensional ada pula yang berbentuk bulat. Apapun bentuknya, keunikan yang diciptakan oleh gradasi warna kulit Mintu tak pernah kehilangan pesonanya, Inilah yang membuat Kopiah Keranjang digemari.
Namun, seperti kebanyakan kerajinan khas daerah, Kopiah Keranjang Gorontalo ini tidak terlalu mudah ditemui di pertokoan. Disamping tingkat produksinya sangat tergantung pada semakin sedikitnya jumlah pengrajin, bahan baku yang berasal dari pohon Mintu pun hanya ada di Gorontalo. Oleh karenanya, sangat beruntunglah mereka yang memperoleh kesempatan untuk memiliki Kopiah yang terbilang unik.
HARGA PERBUAH UPIAH KARANJI
mengingat bahan-bahan yang sulit ditemukan, serta pengrajin yang tidak begitu banyak, upiah karanji pun tidak terbilang mahal harganya, memang, sebenarnya berbanding terbalik, dengan bahan – bahan yang sulit di dapatkan serta pengrajin yang minim di gorontalo seharusnya harga tersebut terbilang mahal, namun untuk tetap melestarikan warisan leluhur itu hingga di zaman modern ini, para pengrajin hanya menjual upiah karanji, senilai Rp.80.000 hingga Rp.375.000, tak sebanding bukan, barang yang terbilang murah ini namun tidak murahan, bisa bertahan hingga 10 tahun lamanya untuk dikenakan, menariknya barang ini tidak di jual sembarangan di pasaran, dan untuk mendapatkannya konsumen harus memesan secara langsung dengan desain yang ia senangi. Sayangnya untuk pelatihan-pelatihan pembuatan upiah karanji ini belum di perhatikan oleh Pemerintah kata pengrajin saat di wawancarai matakita.co, namun untuk mempromosikan upiah ini Pemerintah terus mengupayakan.
“kami senang dengan adanya Festival Budaya yang diselenggarakan oleh Bupati Prof. Nelson Pomalingo saat ini, hal tersebut sangat membantu kami dalam mendapatkan rezki untuk biaya hidup kami, serta dengan adanya festival ini, upiah karanji bisa dikenal oleh para pengunjung dari luar daerah”.







































